Jumat 23 Aug 2024 15:35 WIB

GP Ansor Gelar Apel Saat Muktamar PKB, Para Penglingsir Bali Ingatkan Jaga Kondusifitas

Apel bersama dinilai akan memunculkan persepsi adanya ketidakamanan situasi.

Penglingsir Puri di Bali mengingatkan semua pihak untuk menjaga kondusifitas di Bali selama gelaran Muktamar PKB.
Foto: Dok Ist
Penglingsir Puri di Bali mengingatkan semua pihak untuk menjaga kondusifitas di Bali selama gelaran Muktamar PKB.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI - Para Penglingsir Puri di Bali meminta kegiatan Apel Kesetiaan Gerakan Pemuda (GP) Ansor kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 21-25 Agustus 2024 di Bali dibatalkan. Kegiatan itu dinilai akan memberikan dampak negatif bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Pulau Dewata.

Puri di Pulau Bali adalah nama sebutan untuk tempat tinggal bangsawan Bali, khususnya mereka yang masih keluarga dekat raja-raja Bali. Puri-puri di Bali dipimpin seorang keturunan raja, yang umumnya dipilih lembaga kekerabatan puri. Pemimpin puri yang umumnya sekaligus pemimpin lembaga kekerabatan puri, biasanya disebut sebagai Penglingsir atau Pemucuk.

Baca Juga

“Berkumpulnya ribuan orang dengan uniform, dengan atribut seperti pasukan keamanan yang melakukan apel bersama akan memunculkan persepsi adanya ketidakamanan situasi. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan turis dan berpotensi menganggu aktivitas masyarakat lokal,” ujar Penglingsir Puri Agung Pemecutan Badung Ida Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga, Jumat (23/8/2024).

Dia mengingatkan agar semua pihak menjaga kondusifitas. Menurutnya, Bali sangat tergantung dengan aktivitas industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Faktor kenyamanan, keamanan, dan ketertiban menjadi syarat utama aktivitas tersebut berjalan. “Keberadaan organ-organ paramiliter pasti akan membuat suasana riuh dan gaduh. Apalagi jika agenda mereka disusupi dengan kepentingan-kepentingan politik,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Penglingsir Puri Agung Kerambitan Ida Anak Agung Gde Puja Utama. Dia berharap agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons permohonan para raja Bali, karena akan berdampak negatif terhadap industri pariwisata. Apalagi di sisi lain pemerintah tengah masif melakukan berbagai manuver agar pariwisata nasional kembali bangkit.

"Ini akan mengganggu upaya pemerintah yang tengah mengembalikan pariwisata nasional yang terpuruk pascapandemi," katanya.

Sementara itu, Penglingsir Puri Agung Singaraja Buleleng Bali Anak Agung Ngurah Ugrasena, menyampaikan kekhawatirannya akan adanya provokator pada acara apel tersebut. Jika itu terjadi akan menimbulkan kericuhan di Bali yang tentunya akan berdampak negatif bagi semua sektor industri di Pulau Dewata.

"Kami khawatir akan adanya provokator yang dapat menimbulkan kericuhan. Sehingga mengganggu berbagai aktivitas di kawasan pariwisata terutama di Nusa dua, Badung, Bali. Kami mohon bapak Kapolri bisa merespons hal ini. Demikian permohonan kami kepada Bapak Kapolri, kami ucapkan terima kasih," ujar dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement