Jumat 23 Aug 2024 18:23 WIB

Revitalisasi Industri Pupuk Dongkrak Produktivitas Pertanian RI

Peningkatan produktivitas pertanian memerlukan pupuk yang berkualitas.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk memindahkan karung pupuk urea PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri).
Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk memindahkan karung pupuk urea PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendukung upaya revitalisasi industri pupuk di bawah naungan PT Pupuk Indonesia (Persero), sehingga proses produksi lebih efisien dalam menghasilkan pupuk berkualitas. Hal ini disampaikan Sudaryono saat berkunjung ke Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (22/8/2024).

"Pupuk Sriwidjaja ini legend. Tentu saja kita mendorong untuk perbaikan alat-alat sehingga revitalisasi ini) meningkatkan efisiensi pada kegiatan produksinya dan menghasilkan pupuk yang berkualitas, pupuk yang harganya terjangkau. Kalau efisien kan harga pokok produksinya turun," ujar Sudaryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (23/8/2024).

Baca Juga

Wamentan mengatakan peningkatan produktivitas pertanian memerlukan pupuk yang berkualitas dan ketersediaan pupuk dari pabrik modern dan efisien. Apalagi saat ini pemerintah sudah menambah alokasi pupuk bersubsidi dari alokasi awal 2024 sebesar 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton, serta memperbaiki sistem pengairan sawah tadah hujan dengan memberikan 64 ribu pompa di seluruh Indonesia agar bisa tanam lebih dari satu kali dalam setahun.

"Kita sudah cek kemana-mana, jumlah pupuk tahun ini lebih besar dari 2023. Ini relatif stabil, aman, bahkan banyak pupuk yang tersedia di pengecer tapi belum terserap. Ini menggembirakan," ucap Sudaryono.

Sementara itu, Direktur Produksi Pupuk Indonesia, Bob Indiarto menyambut positif dukungan Wamentan dalam upaya revitalisasi industri pupuk di tanah air. Langkah revitalisasi ini selaras untuk mendukung program peningkatan produktivitas pertanian nasional.

"Komitmen Pupuk Indonesia untuk mendukung pemerintah dalam program peningkatan produktivitas pertanian nasional dilakukan dengan menjaga ketersediaan stok sesuai dengan regulasi," ujar Bob. 

Bob mengatakan stok secara nasional persen 21 Agustus 2024 sebanyak 1.220.283 ton, terdiri atas Urea 683.930 ton, NPK Phonska 522.501 ton, dan NPK Formula Kakao sebesar 13.852 ton. Alokasi ini lebih banyak dari ketentuan minimum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebesar 363.190 ton atau sekitar 263 persen.

"Stok tersebut saat ini berada di gudang Lini I (Gudang Produsen) hingga di Gudang Lini III (Level Kabupaten/Kota). Kami berharap petani bisa mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi di sisa waktu empat bulan ini untuk mendukung produktivitas pertanian," ucap Bob.

Bob menyampaikan stok pupuk bersubsidi yang disiapkan Pupuk Indonesia di Sumatera Selatan sebanyak 20.796 ton yang terdiri atas Urea 10.395 ton, NPK Phonska 10.393 ton, dan NPK Formula Kakao sebanyak delapan ton. Bob menyebut ketersediaan stok ini setara 179 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah.

Untuk memperlancar penyaluran pupuk bersubsidi di Sumatera Selatan, Pupuk Indonesia juga menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung. Antara lain sembilan gudang Lini III, 40 Distributor, dan 526 kios resmi, serta menyiapkan petugas lapangan yang memastikan pupuk bersubsidi tersalurkan dengan tepat sasaran sebanyak 32 orang. Bob mengatakan penebusan pupuk bersubsidi saat ini lebih mudah. 

"Dengan penerapan aplikasi i-Pubers di kios-kios, petani di seluruh Indonesia cukup membawa KTP saja untuk melakukan penebusan," sambung Bob. 

Bob menyampaikan Pupuk Indonesia meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi karena terdapat ketentuan untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), menggarap lahan maksimal dua hektare.

Selain itu, komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk dibatasi sembilan komoditas saja. Antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao. 

"Stok kita melebihi ketentuan minimum. Dengan begitu, Pupuk Indonesia siap memenuhi kebutuhan pupuk dalam rangka program peningkatan produktivitas pertanian," kata Bob.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement