Jumat 23 Aug 2024 19:08 WIB

Perbedaan Orang yang Rutin Membaca Alquran dan yang Tidak

Sebaiknya membaca Alquran dengan khusyu.

Jamaah membaca Alquran di Masjid Nabawi, Kamis (23/5/2024).
Foto: Republika/Karta Raharja Ucu
Jamaah membaca Alquran di Masjid Nabawi, Kamis (23/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK --Membaca kitab suci Alquran memiliki keutamaan yang besar dalam Islam. Nabi Muhammad SAW juga telah menyampaikan tentang perumpamaan orang-orang yang membaca Alquran.

Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy'ari RA, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran ialah seperti jeruk manis. Baunya harum dan rasanya manis.

Baca Juga

"Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Alquran, ialah seperti kurma, tidak berbau tetapi rasanya manis," demikian sabda Nabi Muhammad SAW, sebagaimana tercantum dalam kitab Shahih Muslim.

Masih dalam riwayat tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran ialah seperti kemangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran ialah seperti hanzalah yang tidak berbau dan rasanya pahit." (HR Muslim)

Dalam riwayat Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Orang mukmin yang mahir membaca Alquran maka kedudukannya di akhirat ditemani para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Alquran padahal dia terbata-bata sehingga sulit baginya membaca, maka ia mendapat pahala ganda." (HR Muslim)

Adapun adab membaca Alquran, seperti dalam buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Abu Ya'la Kurnaedi, yaitu pertama ialah hendaknya qari meniatkan dalam membaca dan mentadaburi Alquran secara murni karena Allah ta'ala, bukan karena riya atau ingin dipuji dan sumah (ingin didengar), serta tidak minta upah apa pun, karena ibadahnya merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada-Nya.

Kedua, menghormati adab-adab tilawah atau membaca Alquran, seperti beristiadzah (meminta perlindungan) kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk ketika memulai qiraah, juga membaca basmalah apabila memulai qiraahnya dari awal surah selain surah At-Taubah.

Ketiga, hukumnya mustahab (disukai) bagi qari Alquran untuk berwudhu sebelum memulai qiraah dengan mushaf (bukan dengan hafalan). Bahkan, ada yang berpendapat wudhu wajib atasnya.

Keempat, sebaiknya duduk ketika membaca Alquran, begitu juga berpakaian yang baik, menghadap kiblat, dan berada di tempat terhormat yang layak dengan keagungan Kitab-Nya.

Kelima, sebaiknya membaca Alquran dengan tunduk, khusyu, perlahan, diiringi tadabur dan tafakur pada ayat-ayatnya, sedangkan hati dan inderanya tertuju pada apa yang dibaca, dan tidak memotongnya dengan perkataan manusia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement