Jumat 23 Aug 2024 21:24 WIB

Teladan Utsman Dalam Mendukung Perjuangan

Utsman bin Affan gemar bersedekah untuk jihad fii sabilillah.

(ilustrasi) utsman bin affan
Foto: tangkapan layar wikipedia
(ilustrasi) utsman bin affan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikisahkan, Rasulullah SAW menemui banyak kesulitan sewaktu mempersiapkan Perang Tabuk. Beberapa orang sahabat tidak bisa diikutsertakan karena keterbatasan perbekalan dan persenjataan. Mereka sangat sedih.

Kaum Muslim dilanda krisis ekonomi yang hebat pada masa itu. Lalu, Nabi SAW naik ke atas mimbar dan menyeru kaum Muslim agar memberi dukungan untuk perjuangan ini.

Baca Juga

Utsman bin Affan lantas mengangkat tangan dan menyatakan siap memberikan 100 ekor unta lengkap dengan persenjataannya. Nabi SAW turun satu tangga dari mimbar dan kembali menyeru kaum Muslim agar memberikan dukungan terhadap perjuangan ini.

Utsman kembali mengangkat tangan dan menyatakan siap menambah 100 ekor unta lagi untuk diberikan kepada jihad fii sabilillah. Nabi SAW pun tampak gembira. Beliau turun satu tangga lagi dan kembali mengimbau kaum Muslimin agar memberikan dukungan untuk perjuangan ini.

Utsman pun bergegas kembali ke rumahnya, untuk kemudian datang lagi ke masjid sambil membawa nampan berisi emas. Lalu, Nabi SAW menerimanya sambil berdoa, “Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, wahai Utsman, dosa yang kamu rahasiakan maupun yang kamu nyatakan” (HR Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf).

Utsman salah seorang sahabat Nabi yang dermawan. Ia bergelar “Dzun al-Nurain” karena menikahi dua orang putri Rasul SAW. Gelarnya yang lain ialah “Shahib al-Hijratain” karena pernah mengikuti dua kali hijrah, yakni ke Ethiopia dan Madinah.

Dukungan Utsman dalam hadis di atas menunjukkan beberapa nilai.

Pertama, komitmen perjuangan yang lahir karena keimanan dan kepatuhan yang tinggi kepada Allah dan Rasul.

Kedua, Utsman dapat memberikan benda (harta) paling berharga yang dimilikinya, seperti yang diminta Allah SWT. (QS Ali Imran [3]: 92).

Ketiga, harta dan kekayaan bukanlah sesuatu yang buruk pada dirinya sendiri. Seperti disebutkan dalam Alquran, harta justru merupakan kebaikan (QS al- `Adiyat [100]: 8) dan keutamaan (QS al-Jumuah [62]: 10).

Harta yang baik (halal) di tangan orang yang baik (saleh), seperti Utsman bin Affan, akan membawa kebaikan dan kemaslahatan yang besar bagi kemajuan agama dan kemanusiaan.

Perjuangan umat untuk mengatasi kemiskinan dan keterbelakangan sekarang ini memerlukan dukungan perjuangan, seperti yang ditunjukkan Utsman.

Kaum Muslimin secara umum sekarang ini, menurut ulama besar Yusuf al-Qardhawi, tidaklah miskin. Bahkan, beberapa negeri Islam tergolong kaya raya.

Namun, dengan kekayaan ini, kaum Muslim secara internasional belum begitu mampu menjadi komunitas yang unggul seperti diharapkan. (Lihat QS Ali Imran [3]: 110.)

sumber : Hikmah Republika oleh A Ilyas Ismail
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement