Sabtu 24 Aug 2024 10:46 WIB

Privy Gandeng Perusahaan Perangkat Lunak Australia untuk Digitalisasi Layanan Kesehatan

Kolaborasi tersebut bantu transformasi digital pasar kesehatan di Indonesia.

Red: Indira Rezkisari
Co-Founder & CEO Privy, Marshall Pribadi dan CEO Five Faces, Nicole Nixon.
Foto: dok Republika
Co-Founder & CEO Privy, Marshall Pribadi dan CEO Five Faces, Nicole Nixon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan perangkat lunak asal Australia, Five Faces, yang fokus pada layanan kesehatan, dan Privy, penyedia layanan identitas digital dan tanda tangan elektronik (TTE) tersertifikasi asal Indonesia (PT Privy Identitas Digital), mengumumkan kemitraan strategis di kedua negara. Kolaborasi ini diumumkan pada Konferensi IndOz di Brisbane, Australia, dengan tujuan untuk memanfaatkan teknologi dan jaringan distribusi kedua perusahaan.

Dalam kerja sama ini, solusi TTE tersertifikasi dari Privy akan digabungkan dengan sistem digital front door milik Five Faces. Lewat kerja sama, rumah sakit dapat menggunakan tanda tangan digital yang aman untuk formulir persetujuan medis dan keuangan. Sejak 2016, lebih dari 120 juta dokumen telah ditandatangani menggunakan layanan Privy.

Baca Juga

Privy, yang memiliki lebih dari 50 juta pengguna terverifikasi dan telah dipercaya oleh lebih dari 3.000 perusahaan, akan memperkenalkan sistem digital front door dari Five Faces ke pasar kesehatan di Indonesia, yang sedang menjalani transformasi digital besar-besaran di bawah Kementerian Kesehatan RI. Komitmen pemerintah dalam mendorong tansformasi digital di bidang kesehatan salah satunya melalui kewajiban implementasi Rekam Medis Elektronik sesuai dengan Permenkes Nomor 24 tahun 2022.

Sementara itu, Nicole Nixon, CEO Five Faces, mengatakan di Australia, penggunaan formulir kertas di sektor kesehatan sedang dikurangi, sehingga kebutuhan akan tanda tangan digital yang aman semakin meningkat.