Sabtu 24 Aug 2024 16:31 WIB

Rektor: UMS Terus Perluas Reputasi Global

Pada tahun ini, UMS terima lebih dari 8 ribu pendaftar mahasiswa dari luar negeri.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Sofyan Anif.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Sofyan Anif.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerapkan berbagai kebijakan untuk memperkuat branding di kancah internasional. Salah satunya adalah penyediaan beasiswa untuk mahasiswa dari luar negeri.

Dilansir dari laman UMS, kampus Muhammadiyah tersebut menyediakan kuota 40 orang mahasiswa asing penerima beasiswa pada tahun ajaran 2024/2025 ini. Menurut Rektor UMS Prof Dr Sofyan Anif, pihaknya cukup terkejut. Sebab, jumlah pendaftar dari luar negeri meningkat dua hingga tiga kali lipat dibanding dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga

"Ada sebanyak 8.456 calon mahasiswa asing yang mendaftar di UMS tahun ini. Jumlah itu tidak kecil bagi sebuah universitas swasta, mampu menarik minat mahasiswa luar negeri belajar di sini (Indonesia)," ujar Sofyan Anis saat menerima hadirin Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah di Edutorium UMS, Kartasura, Jawa Tengah, Sabtu (24/8/2024).

Dari jumlah itu, ada sekitar 5.400 pendaftar beasiswa pada level sarjana kelas internasional (International Priority Scholarship Undergraduate Program). Kemudian, sebanyak kira-kira 2.500 pendaftar beasiswa prioritas (International Priority Scholarship Postgraduate Program). Sisanya, sebanyak 21 pendaftar Darmasiswa dan 283 pendaftar beasiswa Program Kemitraan Negara Berkembang.

Menurut Sofyan, kebanyakan pendaftar berasal dari negara-negara Afrika, termasuk Sudan dan Uganda. Pihaknya mengakui, dari total pendaftar sebanyak itu, hanya menyediakan 40 kursi untuk penerima beasiswa. Di satu sisi, besarnya minat pendaftar dari luar negeri adalah kabar yang menggembirakan. Sebab, hal itu berarti reputasi perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut sudah semakin mengglobal.

Di sisi lain, UMS mesti bekerja lebih keras bila dibanding tahun-tahun lalu, yakni untuk menyaring 40 orang yang layak memperoleh beasiswa, sesuai ketentuan berlaku.

"Ternyata, banyak negara yang mengakui kualitas UMS. Pengakuan di level dunia yang membuat kami semakin bersemangat," ujar dia.

Bukan hanya tertarik akan beasiswa. Sofyan mengungkapkan, lebih dari 100 pendaftar dari luar negeri itu bersedia menempuh studi di UMS dengan biaya sendiri (self-funded).

"Kami memiliki 85 persen program studi (prodi) dengan akreditasi unggul. Jadi, di UMS banyak prodi yang menjadi tujuan utama calon mahasiswa," ungkap guru besar bidang pendidikan biologi ini.

photo
Rektor UMS Prof Sofyan Anif saat membuka acara Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah 2024 di Edutorium UMS, Kartasura, Jawa Tengah, Sabtu (24/8/2024). - (dok ist)

'Satu Data'

Program lainnya yang diikhtiarkan adalah Satu Data. Sesuai namanya, ini merupakan platform integrasi data secara digital yang coba dikembangkan UMS.

Menurut Sofyan Anis, Satu Data akan sangat bermanfaat untuk menjadikan seluruh data UMS "satu pintu." Jadi, publik maupun pihak kampus sendiri bisa dengan mudah memperoleh informasi apa pun terkait UMS.

"Kami coba satukan semua data, termasuk data mahasiswa yang, misal, sudah lulus sekian puluh tahun lalu. Ia alumnus tahun berapa, sekarang kerja di mana, dan lain-lain. Ini (Satu Data) akan sangat memudahkan, umpamanya, ketika kampus akan akreditasi. Jadi, dokumen-dokumen borang yang mesti dipenuhi itu bisa selesai satu hari," kata Sofyan menuturkan.

Ke depan, Satu Data bila sudah disempurnakan tidak hanya ekslusif untuk UMS. Menurut Rektor, pihaknya siap bila platform tersebut diadopsi oleh kampus-kampus perguruan tinggi Muhammadiyah-'Aisyiyah (PTMA) lain.

"Kalau sudah settled, UMS akan presentasikan Satu Data di Majelis Diktilitbang (PP Muhammadiyah). Lalu, PTMA bisa gunakan itu gratis dari kami," tukasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement