Ahad 25 Aug 2024 09:00 WIB

Jika Trump Menang, Aksi Perubahan Iklim Bakal Terancam

Trump dinilai tidak percaya dengan adanya perubahan iklim.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Calon presiden dari Partai Republik yang juga mantan Presiden Donald Trump (kiri) saat Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, Selasa (16/7/2024).
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Calon presiden dari Partai Republik yang juga mantan Presiden Donald Trump (kiri) saat Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, Selasa (16/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Luar Negeri dan Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Jalal menyoroti kemungkinan apa yang terjadi apabila Donald Trump menang dalam pemilihan Presiden AS pada November rmendatang. Menurut dia, aksi perubahan iklim global akan terancam apabila Trump kembali menjabat sebagai presiden.

Dino mengatakan, Trump secara terang-terangan tidak percaya dengan adanya perubahan iklim.   "Dia pernah bilang perubahan iklim itu "omong kosong" dia pernah juga menarik Amerika dari Perjanjian Paris, ada kemungkinan ia akan kembali menarik Amerika dari perjanjian Paris, dan kebijakannya juga tidak banyak menolong dekarbonisasi Amerika," kata Dino di sela Indonesia Net-Zero Summit yang diselenggarakan FPCI, Sabtu (24/8/2024).

Pada Senin (19/8/2024), Trump berjanji untuk menghapuskan peraturan yang diterbitkan Badan Perlindungan Lingkungan AS pada April lalu. Peraturan itu membatasi polusi udara dan air dari pembangkit listrik dan dirancang untuk mengurangi lebih dari 1 miliar metrik ton emisi gas rumah kaca pada tahun 2047.

Menurut EPA sektor listrik bertanggung jawab atas hampir seperempat polusi gas rumah kaca di Amerika Serikat. “Ini adalah bencana bagi negara kita, alih-alih menutup pembangkit listrik, kami akan membuka lusinan pembangkit listrik lagi, dan itu akan terjadi dengan cepat,” kata Trump dalam kampanye di Pennsylvania.