Setelah sempat berjaya, rombongan tari topeng milik ayah Mimi Rasinah harus berakhir saat agresi militer Belanda. Bahkan, ayah Mimi Rasinah tewas ditembak oleh Belanda karena dituduh sebagai mata-mata.
Bertahun-tahun berlalu, Mimi Rasinah dan suaminya sempat berusaha untuk bangkit. Namun, pertunjukkan tari topeng tergerus oleh sandiwara. Bahkan, pada 1970-an, suaminya memilih menjual seluruh perlengkapan tari topeng sebagai modal untuk mendirikan grup sandiwara.
Sejak itu hingga lebih dari 20 tahun, Mimi Rasinah tak pernah lagi mementaskan tari topeng. Hingga akhirnya pada 1994, dua orang seniman bernama Endo Suanda dan Toto Amsar, ‘menemukan’ kembali Mimi Rasinah dan tarian topengnya.
Sejak saat itu, Mimi Rasinah kembali mementaskan tari topeng. Tak hanya di dalam negeri, tapi juga melanglangbuana ke berbagai negara. Nama Mimi Rasinah dan tari topeng pun dikenal di berbagai pelosok Indonesia dan mancanegara.