Ahad 25 Aug 2024 17:37 WIB

BEM FAST UAD Gandeng BPBD Bantul Gelar Pelatihan Pemetaan Risiko Bencana di Desa Sriharjo

Masyarakat dilatih untuk mengidentifikasi risiko-risiko bencana seperti longsor.

Red: Fernan Rahadi
Tim Program Pengembangan Kapasitas (PPK) Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (BEM FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul untuk melakukan serangkaian pelatihan kebencanaan di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri. Kegiatan pertama berlangsung pada Kamis, 8 Agustus 2024 dan merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam.
Foto: dokpri
Tim Program Pengembangan Kapasitas (PPK) Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (BEM FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul untuk melakukan serangkaian pelatihan kebencanaan di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri. Kegiatan pertama berlangsung pada Kamis, 8 Agustus 2024 dan merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA  --  Tim Program Pengembangan Kapasitas (PPK) Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (BEM FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul untuk melakukan serangkaian pelatihan kebencanaan di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri. Kegiatan pertama berlangsung pada Kamis, 8 Agustus 2024 dan merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam.

Pertemuan pertama tersebut difokuskan pada pembuatan peta risiko bencana untuk dua padukuhan di Desa Sriharjo, yaitu Padukuhan Sompok dan Wunut. Peta tersebut akan mencakup informasi tentang kerentanan wilayah serta potensi yang dimiliki setiap padukuhan, yang akan menjadi dasar dalam perumusan kebijakan penanggulangan bencana di tingkat lokal.

“Untuk menanggapi dan membuat kebijakan terkait bencana, sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan daerah yang ada. Oleh karena itu, dalam kegiatan pertama ini, masyarakat setiap padukuhan bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) akan membuat peta wilayah padukuhan yang mencakup kerentanan dan potensi yang ada di dalamnya,” ujar perwakilan BPBD Kabupaten Bantul yang menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut.

Dalam pelatihan ini, masyarakat dilatih untuk mengidentifikasi risiko-risiko bencana seperti longsor dan banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut. Selain itu, mereka juga diajarkan cara menggunakan informasi dari peta yang dihasilkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi dampak bencana di masa depan.