REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Berdasarkan laporan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tahun 2023, prevalensi balita stunting di kabupaten ini sebesar 3,69 persen. Hal tersebut mendorong Prof Berna Elya, selaku dosen dari Fakultas Farmasi UI untuk mengadakan program pengabdian masyarakat dalam rangka mengatasi kasus stunting di desa sekitar Kabupaten Lebak.
Hingga pada hari Sabtu, 27 Juli 2024, telah dilaksanakan program pengabdian masyarakat suku Baduy Desa Bojong Menteng Lebak-Banten dalam budidaya tanaman hanjeli serta pengolahannya sebagai upaya penanganan stunting.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari ketua kegiatan pengabdian, Prof Berna Elya, dan dihadiri oleh Prof Retnosari Andrajati, Roshamur Cahyan Forestrania, Dr Fiky Yulianto Wicaksono, Dr Syamsu Nur, bersama beberapa mahasiswa. Kegiatan ini disambut dengan sangat antusias oleh Kepala Dusun Desa Bojong Menteng, Bapak Oom, dan diikuti oleh kurang lebih 30 warga desa.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Prof Berna mengenai manfaat hanjeli, hasil pengolahan dari biji hanjeli hingga praktek pembuatan kopi dari biji hanjeli, dan proses penyeduhan kopi.
"Pada saat praktik pembuatan kopi dari biji hanjeli, warga sangat antusias dan semangat dalam prosesnya. Hal ini disebabkan oleh cita rasa kopi biji hanjeli yang disajikan, yang dinilai enak serta memiliki potensi untuk diproduksi dan dipasarkan, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di masa depan. Selain itu, olahan kopi dari hanjeli ini bebas dari kafein karena tidak mengandung kafein sehingga dapat dikonsumsi semua kalangan," kata Prof Berna dalam siaran persnya, Ahad (25/8/2024).
Hanjeli dipilih sebagai tanaman yang akan dibudidayakan oleh masyarakat suku baduy desa Bojong karena biji hanjeli diketahui memiliki manfaat bagi kesehatan, salah satunya dapat membantu mencegah osteoporosis serta merupakan salah satu alternatif jenis makanan pokok. Sebanyak 100 gram biji hanjeli diketahui memiliki kandungan karbohidrat (76,4 persen), kalsium yang tinggi (54,0 mg), protein (14,1 persen), bahkan kaya dengan kandungan lemak nabati (7,9 persen) dan lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanjeli merupakan tanaman yang kaya akan nutrisi.
Setelah proses pemaparan materi dan praktek pembuatan kopi dari biji Hanjeli oleh Prof Berna, acara ditutup dengan skrining kesehatan untuk masyarakat yang hadir. Cek kesehatan yang dilakukan ialah pengukuran tekanan darah dan konsultasi kesehatan bagi masyarakat oleh tim FFUI.