Ahad 25 Aug 2024 23:01 WIB

Apakah Perlu Subsidi Sepeda Motor Listrik Dilanjutkan, Ini Kata AHM

Tidak hanya berbicara pasar, tapi juga perlu standar TKDN sepeda motor listrik.

Executive Vice President PT Astra Honda Motor Thomas Wijaya (kanan) didampingi General Manager Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin saat memberikan keterangan kepada wartawan di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Ahad (25/8/2024).
Foto: REPUBLIKA/FIRKAH FANSURI
Executive Vice President PT Astra Honda Motor Thomas Wijaya (kanan) didampingi General Manager Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin saat memberikan keterangan kepada wartawan di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Ahad (25/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Pemerintahan baru Prabowo-Gibran memulai tugasnya mulai Oktober 2024 ini. Bagi konsumen dan industri sepeda motor listrik berharap kebijakan subsidi sebesar Rp 7 juta tetap dilanjutkan karena dinilai dapat membantu adopsi sepeda motor listrik di Tanah Air.

Lantas bagaimana pendapat PT Astra Honda Motor sebagai pimpinan pasar sepeda motor yang menguasai sekitar 78 persen pangsa motor pembakaran internal di Indonesia?

Baca Juga

Executive Vice President PT Astra Honda Motor Thomas Wijaya berharap subsidi sepeda motor listrik dapat menumbuhkan market. “Saya mendukung subsidi sepeda motor listrik dan yang penting ada standar lokalisasi TKDN tidak hanya berbicara market, tapi komponen lokal juga bisa diberdayakan,” kata Thomas di sela penanaman mangrove yang dilakukan PT AHM di Kepulauan Seribu, Ahad (25/8/2024).

Menurutnya soal perpanjangan subsidi ke sepeda motor tahun depan tergantung kepada pemerintah yang baru pimpinan Prabowo. “Mungkin ada studi yang lebih mendalam. Yang pasti AHM akan mengikuti apa yang menjadi keputusan pemerintah,” katanya lagi.

Menurutnya Subsidi tersebut berpengaruh positif terhadap penjualan sepeda motor listrik. Tapi di luar pengaruh positif, konsumen atau masyarakat perlu diyakinkan untuk menggunakan sepeda motor lisrtik. “Kedua juga yang perlu menjadi perhatian dari sisi kenyamanan, keamanan, infrastruktur terkait bagaimana konsumen dapat mengisi daya baterai atau melakukan penukaran baterainya,” ucapnya.

Sebelumnya Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) berharap kebijakan subsidi sepeda motor listrik dilanjutkan. Bahkan AEML mengusulkan sebagian dari subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite digunakan untuk pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air. Terutama untuk pengembangan sepeda motor listrik produk lokal.

Sekretaris Jenderal AEML Rian Ernest mengatakan jangan sampai Pertalite menggunakan uang negara tapi dikonsumsi oleh masyarakat yang tidak berhak. “Jadi kalau pemerintah bisa mengalihkan sebagian subsidi Pertalite ke industri kendaraan listrik, khususnya sepeda listrik roda dua akan lebih oke,” katanya Rian sesuai AEML Knowledge Exchange Forum (AKEF) 2024 yang berlangsung di Jakarta, Kamis (22/8/2024).

Rian mengatakan potensi industri sepeda motor listrik lokal untuk berkembang sangat besar. Saat ini beberapa merek sepeda motor listrik lokal sudah bermunculan dengan kualitas yang bisa diandalkan. “ Karena itu kalau subsidi Pertalite bisa dialihkan akan membuat sepeda motor listrik semakin tumbuh sehingga akan mengurangi emisi, mendorong industri lokal untuk tumbuh,” ucapnya.

Rian mengakui penjualan sepeda motor listrik masih belum maksimal. Salah satu penyebabnya banyak calon pembeli sepeda motor listrik masih belum melihat pasar sepeda motor listrik sudah terbentuk. Karena konsumen di Indonesia itu kalau membeli sepeda motori seperti membeli aset. “Kalau saya membeli sepeda motor hari ini dan menjual sebulan lagi mereka ingin harganya turun sedikit saja,” ucapnya.

Padahal kalau di negara lain pembelian kendaraan itu bukan aset dalam arti begitu dibeli dan dibawa pulang ke garasi di rumah maka harga sudah pasti turun 30 persen. Penurunan itu merupakan hal yang normal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement