Senin 26 Aug 2024 06:20 WIB

Detail Operasi Arbaeen yang Menargetkan Dua Situs Militer Israel di Dekat Tel Aviv

Pangkalan Gillot terletak 1.500 meter dari perbatasan Tel Aviv.

Roket Hizbullah
Foto: Ist
Roket Hizbullah

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT — Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, mengonfirmasi pada Ahad (25/8/2024), target serangan dari peluncuran ratusan roket Hizbullah yakni pangkalan Glilot yang merupakan pusat intelijen militer Israel, Aman. Target lainnya, yakni unit cyber, Unit 8200. Kedua objek serangan tersebut berada di dekat Tel Aviv. 

Hizbullah meluncurkan roket-roket Katyusha pada waktu fajar. Nasrallah mengungkapkan, operasi tersebut dinamakan dengan operasi Arbaeen, yang menjadi pembalasan atas pembunuhan Komandan Fouad Shokor yang meninggal di tangan Israel. Arbaeen dijadikan nama operasi mengingat pelaksanaannya yang dijadwalkan pada hari Arbaeen Imam Husein.

Baca Juga

Ia menjelaskan, operasi ini dimulai setelah sholat Subuh dan setelah persiapan yang diperlukan oleh para pejuang perlawanan, tepatnya pada pukul 5:15 pagi, seperti dilaporkan Al-Mayadeen. 

Mengenai penundaan respon, ia menegaskan para pejuang telah siap untuk bertindak sejak hari pertama setelah gugurnyandan Fouad Shokor. Namun, penundaan itu disengaja, sebagai bagian dari strategi kelompok perlawanan.

Dia menekankan bahwa periode tersebut juga memungkinkan perlawanan untuk menilai apakah respon akan dikoordinasikan di seluruh poros atau ditangani oleh masing-masing front secara individu. Dia menambahkan bahwa penundaan tersebut memberikan kesempatan untuk negosiasi, karena tujuan akhirnya adalah untuk menghentikan agresi terhadap Gaza.

Mengapa Glilot?

 

 

Sayyed Nasrallah menyoroti bahwa pangkalan Glilot terletak 110 km dari garis biru antara Lebanon dan Palestina yang diduduki dan 1.500 meter dari perbatasan Tel Aviv.  Dia menambahkan bahwa target kedua operasi tersebut adalah pangkalan pertahanan udara di Ein Shima, yang terletak 75 km dari Lebanon dan 40 km dari Tel Aviv.

Dia menegaskan, sejumlah besar pesawat tak berawak mencapai dua target ini, tetapi musuh menyembunyikannya. Sayyed Nasrallah menjelaskan bahwa tahap awal operasi ini difokuskan pada penargetan situs dan barak di wilayah utara Palestina yang diduduki untuk menghabiskan Kubah Besi dan rudal pencegat. Strategi ini dimaksudkan untuk memudahkan infiltrasi pesawat tak berawak menuju target yang dituju.

Nasrallah mencatat bahwa mereka didasarkan pada target yang bersifat militer, terkait langsung dengan pembunuhan komandan Fouad Shokor yang terletak jauh di dalam wilayah yang diduduki dan dekat dengan Tel Aviv.

Menanggapi klaim penjajah Israel yang menggagalkan serangan ke Tel Aviv, Nasrallah menegaskan, rencana awal mereka adalah meluncurkan 300 rudal dalam operasi ini, namun mereka meluncurkan 340 rudal. Dia mengeklaim, Israel tak menggagalkan apapun.

Dia menekankan bahwa laporan Israel tentang peristiwa itu “penuh dengan kebohongan,” yang mencerminkan kelemahan yang melekat pada entitas Israel. Dia menunjukkan bahwa tidak ada platform peluncuran yang ditargetkan sebelum operasi, dan landasan peluncuran drone tetap utuh sebelum dan sesudah operasi.

Sayyed Nasrallah menekankan, klaim Israel tentang pengeboman rudal strategis dan presisi yang dipersiapkan untuk menargetkan Tel Aviv adalah kebohongan di atas kebohongan. Dia lebih lanjut menunjukkan bahwa situs-situs yang ditargetkan oleh pasukan penjajah pagi ini di pinggiran kota kosong atau telah dievakuasi atas permintaan Fouad Shokor.

Lebih lanjut, dia mencatat bahwa perlawanan meluncurkan pesawat tanpa awak dari Bekaa untuk pertama kalinya, mengkonfirmasi bahwa pesawat tersebut berhasil melintasi perbatasan ke Palestina yang diduduki meskipun jaraknya jauh.

Syarat untuk menyelesaikan respon

Sayyed Nasrallah menekankan bahwa perlawanan akan memantau hasil  serangan terkait dua pangkalan yang ditargetkan. Ia menjelaskan bahwa jika respon tersebut dianggap memuaskan, maka akan dianggap cukup untuk mengatasi kejahatan pembunuhan. Namun, jika tidak memuaskan, pihak pemberontak berhak untuk melanjutkan dan meningkatkan respon.

Dia menyimpulkan bahwa perlawanan akan tetap teguh dalam dukungannya untuk Gaza, rakyatnya, Palestina, dan kesucian bangsa, terlepas dari keadaan, tantangan, atau pengorbanan, mencatat bahwa operasi hari ini “dapat menguntungkan pihak Palestina atau pihak Arab dalam hal negosiasi." Dia menekankan bahwa “pesan kepada musuh dan Amerika di belakangnya adalah bahwa setiap harapan untuk membungkam front dukungan adalah sia-sia, terlepas dari pengorbanannya, terutama di front Lebanon.”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement