Senin 26 Aug 2024 06:58 WIB

Prancis Tangkap Pemilik Telegram, Saluran Berita Pejuang Palestina Terancam

Telegram menjadi saluran informasi yang dimanfaatkan para pejuang Palestina.

Red: A.Syalaby Ichsan
 CEO Telegram Pavel Durov menggelar konferensi pers usai pertemuan di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (1/8).
Foto:

Telegram, yang memiliki basis pengguna hampir satu miliar, diciptakan oleh Durov dan saudaranya pada 2013 di Rusia. Dia meninggalkan negaranya pada tahun 2014 dan melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk mencari rumah bagi perusahaannya, termasuk ibu kota Jerman, Berlin, dan San Francisco di Amerika Serikat.

Namun, setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022, Telegram menjadi sumber utama konten tanpa filter dan terkadang grafis dari kedua belah pihak yang bertikai. Aplikasi ini banyak digunakan oleh para pejabat Rusia dan Ukraina, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Platform ini telah menjadi apa yang oleh beberapa analis disebut sebagai 'medan perang virtual' untuk perang, yang banyak digunakan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pejabatnya, serta pemerintah Rusia.