Senin 26 Aug 2024 12:23 WIB

Lebih dari 5 juta Orang Terdampak Banjir di Bangladesh

Bangladesh termasuk salah satu negara paling rentan terhadap perubahan iklim.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Seorang pria mendorong gerobaknya melewati air banjir di Sylhet, Bangladesh, Senin, 20 Juni 2022.
Foto: AP Photo/Mahmud Hossain Opu
Seorang pria mendorong gerobaknya melewati air banjir di Sylhet, Bangladesh, Senin, 20 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Pemerintah Bangladesh mengatakan setidaknya 20 orang tewas dan lebih dari 5,2 juta orang terdampak banjir yang disebabkan hujan deras dan meluapnya sungai-sungai. Banjir mengakibatkan banyak warga di daerah terpencil semakin terisolasi dan membutuhkan bantuan makanan, air bersih, obat-obatan dan pakaian kering.

Lokasi dan banjir yang memblokir jalan mempersulit upaya pengiriman bantuan dan penyelamatan. Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Kepala Penasihat Pemerintah Mohammad Yunus mengatakan pemerintah akan mengadopsi semua langkah yang diperlukan agar korban banjir dapat kembali ke kehidupan normal.

Pemenang Nobel itu memimpin pemerintah sementara setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri keluar negeri usai unjuk rasa besar-besaran bulan ini.

Petani dari sebuah desa di distrik Comilla, Abdul Halim, mengatakan gubuk lumpurnya tersapu banjir setinggi 10 kaki pada tengah malam. "Tidak ada barang-barang dan air, sangat jarang yang datang membawa (bantuan) masuk ke dalam desa-desa, anda harus mendekati jalan untuk mengumpulkan bantuan," kata petani berusia 65 tahun itu, Ahad (25/8/2024).

Sejumlah orang di Bangladesh menuduh banjir terjadi karena India membuka gerbang bendungan di perbatasan. New Delhi membantah tuduhan tersebut. "Kami harus mulai berdiskusi dengan negara-negara tetangga untuk mencegah situasi banjir di masa depan," kata Yunus.

Departemen Meteorologi Bangladesh telah memperingatkan bahwa kondisi banjir dapat terus berlanjut jika hujan monsun terus berlanjut, karena permukaan air surut dengan sangat lambat. Pihak berwenang Bangladesh mengatakan lebih dari 400 ribu orang di 11 distrik yang terdampak banjir mengungsi ke sekitar 3.500 tempat penampungan sementara. Pemerintah mengerahkan hampir 750 tim medis di lapangan bersama Angkatan Darat, Udara, Laut dan Penjaga Perbatasan yang membantu operasi penyelamatan. Pada tahun 2015, Bank Dunia menganalisa 3,5 juta orang di Bangladesh berisiko dilanda banjir akibat luapan air sungai setiap tahun. Ilmuwan mengatakan bencana alam diperburuk perubahan iklim.

Bangladesh termasuk salah satu negara paling rentan terhadap perubahan iklim. "Dampak hujan monsun tahun ini meluas dan menghancurkan," kata Country Director Plan International Bangladesh Kabita Bose.

"Seluruh komunitas terendam banjir, dan kini jutaan orang, termasuk anak-anak, membutuhkan tempat penampungan yang aman dan bantuan kemanusiaan yang dapat menyelamatkan nyawa," tambah Bose.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement