Senin 26 Aug 2024 13:39 WIB

Industri Halal Indonesia Semakin Maju, Ini Penopangnya

Pengeluaran konsumen Muslim menunjukkan meningkatnya permintaan industri halal.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung mengamati produk fashion pada pameran Jakarta International Investment, Trade, Tourism and SME Expo (JITEX) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (7/8/2024). JITEX 2024 merupakan Pameran Internasional Produk & UKM Lokal yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan HIPPINDO (Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia).Pameran yang berlangsung hingga 11 Agustus 2024 ini bertujuan untuk menarik pembeli lokal dan internasional guna mendukung pembangunan perekonomian nasional yang berkelanjutan, khususnya di Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung mengamati produk fashion pada pameran Jakarta International Investment, Trade, Tourism and SME Expo (JITEX) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (7/8/2024). JITEX 2024 merupakan Pameran Internasional Produk & UKM Lokal yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan HIPPINDO (Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia).Pameran yang berlangsung hingga 11 Agustus 2024 ini bertujuan untuk menarik pembeli lokal dan internasional guna mendukung pembangunan perekonomian nasional yang berkelanjutan, khususnya di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko Cahyanto mengatakan, ada tiga sektor yang menjadi penopang dalam kemajuan industri halal di Indonesia. Ketiganya yakni sektor industri farmasi dan kosmetik halal, makanan halal, dan modest fashion

Hal itu disampaikan Eko saat menjelaskan mengenai posisi ekonomi syariah Indonesia di kancah global yang terus mengalami peningkatan. Mengutip data Dinar Standard, secara keseluruhan Indonesia berhasil naik satu peringkat menjadi posisi ketiga pada Global Islamic Economy Indicator dalam State of the Global Islamic Economt Report (SGIER) 2023/2024. 

Baca Juga

Eko menyebut dari lima indikator penilaian yang ada, di dalamnya terdapat tiga indikator yang menopang kenaikan tersebut dan berkolerasi dengan upaya Kemenperin di sektor industri halal. 

“Tiga sektor yang menopang yaitu sektor industri farmasi dan kosmetik halal, Indonesia naik tiga peringkat menjadi peringkat kelima. Lalu sektor industri makanan halal, Indonesia menempati peringkat kedua, dan sektor modest fashion Indonesia menempati peringkat ketiga,” ujar Eko dalam agenda kick off Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2024, Senin (26/8/2024).

Eko menjelaskan bahwa ada potensi besar ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia. Salah satunya tercermin dari peningkatan jumlah pengeluaran konsumen Muslim.

“Peningkatan jumlah pengeluaran konsumen Muslim sebesar 9,5 persen dari 2 triliun dolar AS pada 2021 menjadi 2,29 triliun dolar AS pada 2022, sebagaimana tercantum dalam SGIER 2023/2024,” tuturnya. 

Di samping itu, lanjut Eko, populasi penduduk Muslim di dunia juga diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia pada 2030, berdasarkan Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life. 

“Peningkatan angka tersebut akan sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap produk industri halal, sehingga Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia yang mencapai 235,6 juta jiwa memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal,” terangnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement