Senin 26 Aug 2024 14:52 WIB

Merugi Akibat Sawah Puso, Pertani Berharap Ada Bantuan Pemerintah

Petani menanggung kerugian kehilangan modal tanam dan kehilangan pendapatan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Seorang petani berjalan di lahan sawahnya yang telah mengering di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Seorang petani berjalan di lahan sawahnya yang telah mengering di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Para petani di wilayah Kecamatan Kandanghaur menjerit karena tanaman padi mereka mengalami gagal panen (puso). Kondisi yang terjadi akibat kekeringan itu membuat mereka mengalami kerugian yang besar.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandnaghaur, Waryono mengatakan, areal tanaman padi di wilayahnya yang mengalami puso mencapai 578 hektare. Lahan itu dipastikan sudah tidak bisa diselamatkan lagi.

Baca Juga

Selain tanaman padi yang sudah dipastikan puso, kata Waryono, ada pula persawahan yang kondisinya kini kekeringan. Dia menyebutkan, luas areal yang kekeringan itu mencapai 1.050 hektare. ‘’Kondisi itu tersebar di lima desa di Kecamatan Kandanghaur. Yaitu, Desa Karanganyar, Karangmulya, Wirakanan, Wirapanjunan dan Pranti.

Adapun umur tanaman padi yang puso maupun kekeringan itu berkisar antara 30 – 50 hari. Karenanya, petani sudah mengeluarkan biaya yang besar, mulai dari proses tanam hingga pemupukan. ‘’Modal yang sudah dikeluarkan sekitar Rp 5 juta per hektare,’’ kata Waryono.

Tak hanya menanggung kerugian akibat modal tanam yang sudah dikeluarkan, petani pun kehilangan pendapatan karena tak bisa panen. Padahal, harga gabah di musim gadu (kering) biasanya tinggi.

Waryono berharap, pemerintah bisa memberikan bantuan bagi petani yang lahannya mengalami gagal panen. Dengan demikian, mereka nantinya bisa memiliki modal untuk melakukan tanam lagi. ‘’Bagi petani yang tidak bisa panen, semestinya ada bantuan dari pemerintah,’’ katanya.

Ketika ditanyakan mengenai asuransi pertanian, Waryono mengatakan, klaim asuransi bisa diberikan jika petani melakukan tanam pada Agustus. Sedangkan petani di daerahnya melakukan tanam sejak Juli. ‘’Asuransi itu harusnya menghitung musim tanam,’’ kata Waryono.

Seperti diketahui, kondisi kekeringan di areal persawahan di Kecamatan Kandanghaur juga terlihat dari video yang viral di media sosial beberapa waktu yang lalu. Video itu menunjukkan dua orang petani balapan motor, ada juga sejumlah petani yang balap lari, di atas lahan sawah yang mengering di Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur.

Aksi balapan itu untuk menunjukkan bahwa sawah mereka benar-benar kering hingga dapat dijadikan sebagai arena balap motor dan balap lari. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement