REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof. Bambang Setiaji, Guru Besar Ilmu Ekonomi Ketenaga Kerjaan/Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah
Ada diskusi dan riset menarik yang menguji apakah bantuan kepada masyarakat lebih baik berupa barang, voucher, atau uang. Dalam kesempatan ini ada baiknya didiskusikan untuk masalah makan siang di sekolah. Dari ketiga cara, yaitu barang, uang, atau voucher, sumbangan negara kepada masyarakat melalui makan siang di sekolah, mana yang lebih efisien, efektif, dan aman dari resiko penyimpangan, serta perlu dilihat dampaknya terhadap ekonomi masyarakat, khususnya warung warung sekitar sekolah.
Bahwa bantuan yang paling bebas dalam arti penggunaannya sesuai dengan selera dan kebutuhan masyarakat adalah bantuan uang. Belum tentu masyarakat kekurangan pangan, mungkin saat itu perlu membeli genting yang bocor.
Akan tetapi bantuan uang untuk masyarakat kita, sangat rawan berbelok jauh dari tujuan penggunaan, dalam hal ini untuk mengatasi masalah gizi anak pada masa pertumbuhan. Alasannya kareana dalam masyrakat patriakal bantuan pangan bisa berubah menjadi konsumsi rokok orang tuanya dan tidak menutup kemungkinan untuk membeli rokok untuk diri siswa sendiri.