Selasa 27 Aug 2024 07:26 WIB

Jelang Maulid Nabi Marak Kembali Isu Bid'ah, Apa Kata Quraish Shihab?

Mayoritas ulama di Indonesia berpendapat tak semua yang bid'ah buruk.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Umat Islam menyalakan lampu pada gawainya saat Maulid Akbar sepuluh ribu rebana di Gor Jayabaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (19/10/2023). Sholawat dalam rangka haul penulis Kitab Maulid Simthudduror Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi yang diselenggarakan oleh Majelis Cinta Nabi tersebut mengharuskan hadirin membawa dan memainkan rebana.
Foto:

Ulama yang mendukung peringatan Maulid Nabi berpendapat bahwa acara ini mengandung nilai positif, seperti memperbanyak shalawat kepada Nabi, menceritakan kisah hidup Nabi, dan menyebarkan ajaran-ajaran beliau. Mereka melihatnya sebagai sarana untuk mengingat teladan Nabi dan menghidupkan sunah-sunah beliau.

Dalam konteks budaya, Maulid Nabi juga dianggap sebagai tradisi yang mempererat persaudaraan dan solidaritas umat Islam. Acara ini sering diisi dengan pengajian, ceramah, dan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.

photo
Cendekiawan Islam Indonesia Quraish Shihab. - (Majelis Hukama)

Jadi, pandangan mengenai Maulid Nabi sebagai bid'ah atau tidak sangat bergantung pada interpretasi dan pendekatan seseorang terhadap agama. Bagi mereka yang melihatnya sebagai bid'ah, penekanan adalah pada menjaga kemurnian ajaran Islam sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi dan para sahabat. 

Sementara itu, bagi yang mendukung peringatan Maulid Nabi, fokusnya adalah pada nilai-nilai positif yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, selama tidak menyimpang dari ajaran Islam.