Sumber satu- satunya perihal Haikal ialah Talmud. Padahal, kitab itu ditulis kalangan pemuka (rabi) Yahudi, bukan 100 persen wahyu Illahi.
Utamanya pada 587 SM, bangsa Babilonia dari Irak menyerang al-Quds. Dalam invasi ini, al-Aqsa runtuh dan Tabut Perjanjian terbakar. Termasuk yang mengalami rusak parah adalah mushaf-mushaf Taurat.
Pada masa raja Persia Koresh Agung, kaum Yahudi dipersilakan kembali ke Palestina. Sampai di al-Quds, nyaris tiada mushaf-mushaf Taurat yang tersisa. Bahkan, nyaris tiada di antara para rabi yang hafal seluruh Taurat.
Maka begitu di tanah suci, sebagian rabi menulis Taurat dari hasil pemikiran sendiri atau, kalaupun ada, hafalan-hafalan yang tersisa dari Taurat asli.