REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Sovereign wealth fund (SWF) Norwegia menyatakan akan mengalokasikan 900 juta euro atau 1,01 miliar dolar AS untuk dana energi terbarukan dari perusahaan investasi Copenhagen Infrastructure Partners (CIP). SWF merupakan dana investasi pemerintah untuk mengelola aset yang berasal dari pendapatan sumber daya alam suatu negara, seperti minyak, gas, atau mineral.
Dana-dana ini seringkali dibuat untuk mendiversifikasi perekonomian suatu negara, mengurangi ketergantungannya pada ekspor sumber daya alam, dan menghasilkan pengembalian jangka panjang untuk generasi mendatang.
SWF Norwegia mengatakan Norges Bank Investment Management (NBIM) mengalokasikan dana tersebut untuk dana unggulan energi terbarukan CIP yakni CI V yang berinvestasi pada pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai dan darat, pembangkit listrik tenaga surya, jaringan dan distribusi, serta penyimpanannya.
NBIM yang memiliki aset sebesar 1,7 triliun dolar AS menginvestasikan pendapatan dari industri minyak dan gas Norwegia pada saham-saham global, pendapatan tetap, real estat, dan aset-aset energi terbarukan.
“(Kesepakatan ini) akan memberikan kemungkinan investasi lebih lanjut dan eksposur ke bagian lain dari rantai nilai, serta kesempatan untuk terus membangun pengetahuan dan pengalaman dengan pasar dan teknologi baru,” kata NBIM dalam pernyataannya, Senin (26/8/2024).
CIP berharap dapat menyelesaikan penggalangan dana untuk CI V di atas target sebesar 12 miliar euro. Penggalangan dana ini mencapai penutupan pertama sebesar 5,6 miliar euro dalam bentuk komitmen modal pada bulan Juni tahun lalu.
“Komitmen ini menunjukkan kemampuan kami untuk memberikan imbal hasil yang menarik dengan tingkat risiko yang disesuaikan, sambil menyediakan energi yang bersih dan terjangkau serta menciptakan pertumbuhan dan lapangan kerja lokal, sangat menarik bagi para investor terbesar dan paling ambisius di dunia,” kata CIP dalam pernyataannya.
NBIM mengatakan investasi ini akan dibagi rata di antara tiga wilayah yaitu Amerika Utara, Eropa Barat, dan negara-negara maju di kawasan Asia Pasifik.