Selasa 27 Aug 2024 11:44 WIB

Aliansi Mahasiswa Gelar Aksi Ruqyah Gedung DPRD Bantul

Para mahasiswa tidak ingin demokrasi diobok-obok oleh satu keluarga.

Aliansi Mahasiswa Untuk Bantul (AMUBA) bersama DEMA IIQ An-Nur menggelar aksi di depan gedung DPRD Bantul, Senin (26/8/2024). Selain itu, dari PMII Komisariat IIQ An-Nur, IMM Bantul, Bem Alma Ata, KM UTDI dan beberapa elemen pemuda lainnya juga turut ikut andil dan menyuarakan aspirasinya dalam aksi tersebut.
Foto: dokpri
Aliansi Mahasiswa Untuk Bantul (AMUBA) bersama DEMA IIQ An-Nur menggelar aksi di depan gedung DPRD Bantul, Senin (26/8/2024). Selain itu, dari PMII Komisariat IIQ An-Nur, IMM Bantul, Bem Alma Ata, KM UTDI dan beberapa elemen pemuda lainnya juga turut ikut andil dan menyuarakan aspirasinya dalam aksi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Aliansi Mahasiswa Untuk Bantul (AMUBA) bersama DEMA IIQ An-Nur menggelar aksi di depan gedung DPRD Bantul, Senin (26/8/2024). Selain itu, dari PMII Komisariat IIQ An-Nur, IMM Bantul, Bem Alma Ata, KM UTDI dan beberapa elemen pemuda lainnya juga turut ikut andil dan menyuarakan aspirasinya dalam aksi tersebut.

Aksi dimulai di titik kumpul, kampus IIQ An-Nur Yogyakarta kemudian dilanjut pada pukul 15.00 WIB menuju gedung DPRD Bantul sebagai titik aksi tersebut.

Aksi dimulai dengan orasi dari masing-masing organisasi dengan menyuarakan aspirasinya yang perlu didengar oleh anggota dewan.

"Kita tidak ingin demokrasi kita hari ini diobok-obok oleh satu keluarga. Kita turun ke jalan hari ini untuk mengingatkan pemerintah agar tidak semena-mena terhadap kepentingan rakyat," kata Tomi selaku Koordinator AMUBA dalam orasinya.

Ayub Abdullah, selaku korlap dan Presiden Mahasiswa IIQ An-Nur Yogyakarta juga menyampaikan orasi yang kurang lebih sama.

"Bagi kami, rakyat Indonesia, Demokrasi yang berkeadilan rakyat adalah harga mati, tidak bisa ditawar lagi," tutur Ayub.

Tensi aksi sedikit memanas dengan massa aksi yang memaksa masuk ke dalam gedung DPRD Bantul karena tidak ada yang segera hadir menemui mereka.

Selain berorasi, massa aksi juga melakukan ruqyah dan doa bersama di dalam gedung DPRD dengan harapan agar hati nurani pejabat terketuk untuk selalu mengedepankan rakyat.

Setelah berlama-lama, baru hadir pimpinan sementara DPRD Bantul, Hanung, yang menerima aspirasi dan tuntutan dari aksi tersebut.

Adapun poin-poin tuntutan dari aksi ini di antaranya pertama, mendesak DPR untuk memgawasi pemilu agar berjalan sesuai prosedur konstitusi yang benar. Kedua, mendesak DPR agar bergerak menurut kepentingan rakyat, bukan kepentingan partai.

Ketiga, mendesak TNI dan Polri agar tidak melakukan tindak represif pada rakyat dan mahasiswa. Keempat, mendesak Pemkab Bantul untuk serius menangani isu sampah. Kelima, mendesak Pemkab Bantul untuk adil dan profesional dalam proses berjalannya pembangunan Bantul.

Aksi selesai pukul 19.00 dengan masa aksi yang mulai kembali ke lokasi titik kumpul. Massa aksi juga menekankan, bila suara mereka tidak tersampaikan, maka mereka akan melakukan aksi kembali dengan gelombang yang lebih masif lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement