Selasa 27 Aug 2024 12:28 WIB

Sekjen PBB Ingatkan Dampak Buruk Kenaikan Permukaan Air Laut

Kenaikan permukaan air terlihat membuat badai dan banjir semakin buruk di pesisir.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Warga menerobos banjir rob atau air laut pasang di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Warga menerobos banjir rob atau air laut pasang di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, NUKU'ALOFA -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan suhu laut Kepulauan Pasifik memanas lebih cepat tiga kali lipat dibandingkan rata-rata laut di seluruh dunia. Guterres mengatakan masyarakat kepulauan itu terpapar dampak "unik" kenaikan permukaan laut.

Di pertemuan Pacific Island Forum di Tonga, Guterres menyoroti laporan yang menemukan dalam 30 tahun terakhir Pasifik Barat Daya menjadi wilayah yang paling terdampak kenaikan permukaan air. Kenaikan permukaan air di beberapa daerah di wilayah itu bahkan dua kali lipat dibandingkan rata-rata global.

"Saya di Tonga meluncurkan SOS atau Save Ours Seas global mengenai kenaikan permukaan laut," kata Guterres, Selasa (27/8/2024).

Ia mengatakan kenaikan permukaan air terlihat dari semakin seringnya dan memburuknya badai dan banjir di pesisir. Guterres mengatakan banjir-banjir menyapu masyarakat pesisir dan berdampak pada penangkapan ikan serta merusak panen.