REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah memang sudah mengatur dan menentukan rezeki seseorang. Namun, Allah juga menakar pemberian rezeki sesuai dengan kegiatan hamba-Nya.
"Allah memberi rezeki kepada hambaNya sesuai dengan kegiatan dan kemauan kerasnya serta ambisinya." (HR Aththusi).
Buya Muhammad Alfis Chaniago dalam Indeks Hadits dan Syarah I menjelaskan, Allah pada dasarnya memberikan jalan kepada semua hambaNya untuk mendapatkan rezeki sebanyak mungkin seperti yang dia inginkan. Tapi banyak sedikitnya pada dasarnya tergantung kepada upaya manusianya sendiri, apakah dia berusaha dengan sekuat tenaga atau hanya sekadarnya saja.
Hal ini tercemin dalam hadits yang diriwayatkan Aththusi di atas. Tetapi selain karena upaya manusia, sebenarnya ada hal yang juga sangat menentukan. Yaitu, ketentuan Allah.
Surat Ar-Rum Ayat 37:
أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
A wa lam yarau annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdir, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yu`minụn
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
"Untuk itu berusahalah sekuat tenaga dalam mencari rezeki dan jangan pernah berhenti berdoa kepada Allah agar melapangkan rezeki kita," tulis Buya Alfis Chaniago.
