Selasa 27 Aug 2024 14:55 WIB

Kemenkes Datangkan 1.000 Dosis Vaksin Mpox, Sisa 40 untuk Dikirim ke Bali

Pemerintah mengupayakan penambahan vaksin Mpox lebih banyak dari Jepang.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Pasien Mpox (ilustrasi). Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.
Foto: Republika
Pasien Mpox (ilustrasi). Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obat dan vaksin dinilai memiliki peran yang penting dalam upaya pengendalian wabah penyakit Mpox atau cacar monyet. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyediaan obat hingga vaksin menjadi strategi mitigasi yang dilakukan pemerintah dalam merespons wabah penyakit Mpox yang saat ini melanda dunia.

Dalam pernyataannya di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/8/2024), Menkes Budi menjelaskan bahwa pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox yang kini tersisa 40 dosis untuk dikirim ke Bali. "Kami kirim dulu ke Bali untuk orang-orang yang berisiko tinggi seperti petugas laboratorium, tenaga kesehatan, kemudian grup-grup yang berisiko tinggi, itu kita vaksinasi," kata dia.

Baca Juga

Menkes Budi juga menyebutkan bahwa pemerintah sedang mengupayakan pengadaan tambahan vaksin Mpox yang lebih banyak dari Jepang, diharapkan dapat tiba dalam waktu dekat. "Vaksin ini kami beli dari Denmark, ada yang dari Jepang, yang Jepang ini belum mereka ekspor. Nanti arahan Bapak Presiden akan mencoba mendekati pemerintah Jepang, apakah kita bisa mendatangkan vaksin Mpox yang dari Jepang," kata dia.

Dari segi fasilitas pengobatan, Menkes Budi memastikan bahwa semua rumah sakit di Bali dan Jakarta telah disiapkan dengan obat-obatan yang diperlukan. Ia menekankan semua pasien yang terinfeksi Mpox dipastikan sembuh dengan pengobatan yang tepat.

"Karena pengalaman kita, kalau kena 100 persen sembuh," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa Mpox di Indonesia yang terdeteksi 88 kasus adalah varian 2B, yang memiliki fatality rate jauh lebih rendah dibandingkan varian 1B yang menyebar di Afrika. "Kalau 1B, fatality rate-nya tinggi, mendekati 10 persen. Kalau kita masih 0,1 persen. Varian 1B ini belum menyebar kemana-mana kecuali dua negara yaitu Swedia dan Thailand, yang lainnya di Afrika. Kenapa? Karena mereka juga datang dari Afrika," kata dia.

Budi mengatakan, penularan Mpox terjadi melalui kontak fisik dan pada kelompok tertentu, sehingga risiko penyebarannya tidak secepat Covid-19. Terkait vaksinasi Mpox, Menkes memastikan sudah tersedia di Indonesia, dan sedang kembali datangkan melalui alokasi belanja Rp 3,5 jutaan per dosis.

Meskipun vaksin Mpox cukup mahal, kata Budi, vaksin ini akan diprioritaskan untuk kelompok berisiko tinggi dan daerah dengan outbreak. Saat ini, kasus Mpox baru ditemukan di Jawa dan Kepulauan Riau. Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada tetapi tidak perlu khawatir secara berlebihan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement