Rabu 28 Aug 2024 05:51 WIB

Dibandingkan Serangan Sebelumnya, Hamas: ini Serangan Israel Paling Brutal

Hamas tegaskan syarat kesepakatan dengan Israel, termasuk penghentian perang Gaza.

Red: Erdy Nasrul
Warga Palestina berjalan di Kota Tua Yerusalem.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Warga Palestina berjalan di Kota Tua Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kelompok pejuang Palestina, Hamas, mengatakan serangan brutal yang dilakukan pasukan Zionis di Kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah baru-baru ini merupakan salah satu genosida paling mengerikan yang dialami manusia di era modern.

Menurut Kantor Berita Iran IRNA, Hamas pada Senin malam mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyoroti kekejaman Israel yang masih berlangsung di Gaza, khususnya di Kota Deir al-Balah.

Baca Juga

Mengusir warga Palestina di bawah gempuran besar-besaran dan memaksa mereka untuk pergi ke sebuah daerah kecil tanpa layanan kemanusiaan dan menghentikan layanan Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs merupakan bentuk genosida baru yang dilakukan pendudukan Zionis seperti halnya Nazi Jerman, tulis pernyataan tersebut.

Hamas lagi-lagi mendesak komunitas internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga terkaitnya agar menghentikan genosida di Gaza dan mengharuskan rezim pendudukan menyudahi kejahatan terhadap warga sipil Palestina.

Komunitas internasional harus membantu mengirim bahan bakar dan peralatan medis yang diperlukan agar Al-Aqsa Martyrs Hospital bisa kembali beroperasi dan segera bertindak mengadili dan menghukum penjahat perang Israel, katanya.

Pernyataan itu menyusul perintah evakuasi rezim Zionis bagi warga yang tinggal di lingkungan bagian timur laut Kota Deir al-Balah dan perintah penutupan satu-satunya rumah sakit pemerintah di sana.

Kelompok bantuan internasional dan PBB juga telah membunyikan peringatan atas pemindahan secara paksa hampir 250.000 warga Palestina dan penutupan 25 pengungsian di Kota Deir al-Balah serta empat sumur air baru yang dibutuhkan 70 persen penduduk di sana.

Syarat Hamas

Hamas tegaskan syarat kesepakatan dengan Israel, termasuk penghentian perang Gaza, penarikan penuh Israel, rekonstruksi, penghentian blokade, dan kesepakatan serius bagi pertukaran tahanan.

Persyaratan tersebut diuraikan dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Hamas pada Rabu (21/8) setelah pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Dewan Syura Hamas Mohamed Ismail Darwish, Sekretaris Jenderal Jihad Islam Ziad al-Nakhala dan wakilnya Mohamed Hindi di lokasi pertemuan yang tidak disebutkan.

Menurut pernyataan tersebut, kedua kelompok menekankan perlunya memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang cepat ke Gaza, terlepas dari hasil perundingan mengenai diakhirinya perang.

Pertemuan tersebut menggarisbawahi perlunya menghentikan agresi Israel dan perang di Gaza, menghukum para pemimpin pendudukan atas kejahatan terhadap kemanusiaan, serta meninjau perkembangan lapangan dan ketahanan kemampuan perlawanan untuk menyerang seluruh wilayah Palestina yang diduduki.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement