REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Tentara penjajah Israel melancarkan serangan, yang diperkirakan akan menjadi yang terbesar dalam 22 tahun terakhir. Serangan tersebut mengincar beberapa kegubernuran di Tepi Barat yang diduduki pada Selasa (27/8/2024) malam.
Komando militer Israel mengatakan, pasukannya telah memulai “operasi berskala besar” di gubernuran Tulkarm dan Jenin, dengan menargetkan para pejuang. Setidaknya dua orang Palestina telah menjadi martir sejak dimulainya serangan di Jenin.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, dua orang yang menjadi syuhada adalah Qassam Mohammad Jabarin dan Issam Walif Balo'ut. Tiga orang lainnya terluka dalam konfrontasi, koresponden Al Mayadeen melaporkan.
Media Israel mengatakan, serangan ekstensif ke Tepi Barat akan melibatkan satu divisi pasukan penjajah Israel, termasuk pasukan khusus Mista'arvim yang bertindak sebagai orang Palestina yang menyamar.
Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa tentara Israel telah memblokir jalur menuju rumah sakit di wilayah pendudukan. Secara rinci, agresi tersebut menargetkan kamp pengungsi Jenin, kamp pengungsi al-Far'a, dan kamp pengungsi Nur Syam, masing-masing di Jenin, Tubas, dan Tulkarm.
Laporan juga mengindikasikan, pasukan Israel melakukan pendaratan udara melalui helikopter militer di Tubas di tengah kehadiran pasukan darat yang besar di daerah tersebut. Ribuan tentara penjajah Israel ikut serta dalam agresi yang diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari.
Brigade al-Quds Jihad Islam Palestina (PIJ) - Brigade Jenin mengumumkan bahwa para pejuangnya terlibat dalam pertempuran dengan pasukan penjajah Israel di beberapa titik di kota Jenin dan kamp pengungsi.
Brigade Abu Ali Mustapha dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) di Tepi Barat juga mengatakan, para pejuangnya menghadapi pasukan pendudukan di kota tersebut.
Pasukan penjajah Israel juga melancarkan serangan ke kamp pengungsi al-Aroub di utara al-Khalil, sebuah kota di Tepi Barat bagian selatan. Laporan dari media setempat mengungkapkan bahwa pasukan penyerbu menjadi sasaran peledak improvisasi di pintu masuk kamp.
Faksi perlawanan serukan eskalasi