Rabu 28 Aug 2024 17:54 WIB

PDI Perjuangan Berharap Anies Baswedan Bantu Pramono-Rano di Pilgub Jakarta.

Anies dianggap sebagai jembatan pemersatu untuk polarisasi politik di Jakarta.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kanan) dan Rano Karno (kiri) berfoto dengan pose salam komando usai mendaftar di kantor KPU DKI Jakarta, Rabu (28/8/2024). Pasangan Pramono-Rano menjadi pendaftar pertama bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sebagai peserta dalam Pilgub DKI Jakarta 2024 dengan dukungan PDI Perjuangan. Seusai pendaftaran, KPU DKI Jakarta akan melakukan verifikasi data dan berkas bakal calon gubernur dan wakil gubernur sebelum ditetapkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kanan) dan Rano Karno (kiri) berfoto dengan pose salam komando usai mendaftar di kantor KPU DKI Jakarta, Rabu (28/8/2024). Pasangan Pramono-Rano menjadi pendaftar pertama bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sebagai peserta dalam Pilgub DKI Jakarta 2024 dengan dukungan PDI Perjuangan. Seusai pendaftaran, KPU DKI Jakarta akan melakukan verifikasi data dan berkas bakal calon gubernur dan wakil gubernur sebelum ditetapkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PDI Perjuangan berharap agar Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 Anies Rasyid Baswedan, membantu pemenangan pasangan Pramono Anung - Rano Karno dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024. Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Sitorus mengatakan Anies Baswedan, merupakan jembatan pemersatu untuk penyembuhan polarisasi politik di Jakarta. 

PDI Perjuangan, menjadikan penyembuhan polarisasi politik masyarakat di ibu kota negara itu, sebagai salah-satu prioritas penting yang harus diselesaikan oleh Pramono-Rano jika memenangi pilkada.

Baca Juga

“Kita berharap, Pak Anies mau menjadi bagian dari tim kami ini, bukan hanya untuk memenangkan gubernur, tetapi menyelesaikan persoalan-persoalan ketegangan-ketegangan akibat dari Pilgub Jakarta 2018 (2017) itu,” kata Deddy saat ditemui di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), Rabu (28/8/2024).

Pilgub Jakarta 2017 masih menjadi catatan pahit bagi PDI Perjuangan. Ketika itu, Partai Banteng Moncong Putih mengusung pasangan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub - cawagub) Basuki Tjahjapurnama alias Ahok, dengan Djarot Saiful Hidayat.

Ahok, ketika itu belum menjadi kader PDI Perjuangan. Sedangkan Djarot, merupakan kader tulen PDI Perjuangan. Baru pada 2019, selepas bebas dari penjara lantaran kasus penistaan agama Islam, Ahok berseragam PDI Perjuangan. Pada 2017 Ahok-Djarot kandas dari pasangan Anies Baswedan-Sandiago Uno. 

PDI Perjuangan, sampai hari ini masih menilai kemenangan Anies ketika itu, karena menggunakan politik agama dan politik identitas. Pengalaman tersebut, yang menurut Deddy Sitorus, menjadi salah-satu batu sandungan bagi Anies untuk bisa disorongkan PDI Perjuangan dalam Pilkada Jakarta 2024.

Mengingat, Ahok, yang sudah resmi menjadi kader PDI Perjuangan, pun memiliki basis pendukung yang kuat di Jakarta. Sehingga membuat Ketua Umum Megawati Sukarnoputri tak menunjuk Anies maupun Ahok, melainkan mengambil jalan tengah mengusung Pramono Anung dan Rano Karno di Pilkada Jakarta.

“Ada tarik-menarik di antara dua kultur ini (Anies dan Ahok) yang kemudian masih membutuhkan proses untuk disatukan. Masih membutuhkan proses untuk disinergikan. Pada titik itulah kemudian, PDI Perjuangan melihat adanya kebutuhan untuk mendorong Pak Pramono Anung dan Bung Rano Karno sebagai solidarity maker untuk kemudian ada proses sejarah, proses politik bangsa ini nanti, membuat Jakarta bisa melupakan masa lalu yang cukup buruk dalam kontestasi politik,” begitu ujar Deddy. 

PDI Perjuangan, kata Deddy, pun berharap, antara Anies, Ahok, Pramono, pun juga Rano, bisa saling bertukar pengalaman untuk mengembalikan kesatuan masyarakat dari polarisasi selama ini. “Jadi ini nanti, kita harapkan, mudah-mudahan, dengan kebesaran hati Pak Anies, Ahok, Pak Pramono Anung, dan Pak Rano Karno, bisa menjembatani,” kata Deddy.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement