Deddy melanjutkan, sedangkan Ahok, juga nama yang diperhitungkan di internal PDI Perjuangan, mengingat mantan narapidana dalam kasus penistaan agama tersebut sudah menjadi kader sejak 2019. Pun juga memiliki basis pendukung yang kuat di ibu kota Jakarta.
Sedangkan para pendukung Anies, ‘tak melekat’ pada Ahok. Menurut Deddy itu lantaran masih adanya residu politik dari dampak Pigub Jakarta pada 2017 lalu. Rivalitas politik antara Anies dan Ahok tersebut yang menurut Deddy memunculkan risiko tinggi kerenggangan di internal PDI Perjuangan.
“Di sisi lain, ada kelompok juga yang mendorong supaya kita (PDI Perjuangan) untuk supaya mengusung Ahok,” begitu kata Deddy. Forum keras antara pengusung Anies dan Ahok ini pun terjadi di internal PDI Perjuangan sebelum diputuskan final oleh Megawati pada Senin (26/8/2024) malam.
“Kita menyadari kemudian dua kutub ini (Anies dan Ahok) sangat ekstrem perbedaannya. Kelompok pendukung Ahok, kelompok pendukung Pak Anies. Sehingga kemudian muncul lah alternatif, ke Pak Pramono Anung sebagai jalan tengah dari dua kutub ini,” begitu ujar Deddy.