Misalnya, Syekh Yusuf Al-Makassary (Makassar) dan Syekh Abdul Rauf Al-Sinkili (Singkel, Aceh), merupakan ulama yang malang melintang menuntut ilmu di Haramain pada abad ke-17.
Syekh Abdul Shamad Al-Palimbani (Palembang), Syekh Nafis Al-Banjari (Banjar, Kalimantan Selatan), Syekh Arsyad Al-Banjari (Banjar, Kalimantan Selatan) merupakan ulama tasawuf Tarekat Samaniyah yang berpengaruh pada abad ke-18.
Dikenal juga nama-nama seperti Syekh Nurudin Al-Raniri (Aceh), Syekh Abdul Rahman Al Masry Al Batawi (Jakarta), Syekh Khatib Sambas (Kalimantan) dan lain-lainnya.
Pada abad ke-19, ulama asal Nusantara bukan hanya belajar bahkan menjadi guru para ulama di Makkah seperti Syekh Nawawi Al-Bantani dari Tanara Banten yang menjadi imam Masjid Al-Haram di Makkah dan menjadi ulama besar yang dihormati karena karya-karyanya yang terkenal di dunia Islam termasuk di Indonesia.