Rabu 28 Aug 2024 22:07 WIB

Dua Surat Kabar Israel Ini 'Serang' Ben Gvir yang Ingin Bangun Sinagog di Masjid Al-Aqsa

Rencana Ben Gvir bangun Sinagog di Masjid Al-Aqsa menuai kecaman

Menteri Israel Itamar ben Gvir menerabas Masjid al-Aqsa pada Selasa (13/8/2024).
Foto: twitter/x
Menteri Israel Itamar ben Gvir menerabas Masjid al-Aqsa pada Selasa (13/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-  Dua surat kabar ultra-Orthodoks di Israel mengecam Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir atas pernyataannya yang menghasut tentang pembangunan sinagog di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa, sebuah langkah yang tidak hanya menyerang hak-hak keagamaan Muslim tetapi juga melanggar kesepakatan lama mengenai status quo tempat suci tersebut.

Surat kabar Yated Ne'eman, publikasi resmi partai Degel HaTorah, memuat berita utama di halaman depan dalam bahasa Arab dan Ibrani yang mengecam pernyataan Ben Gvir.

Baca Juga

Menteri ekstremis tersebut telah mengklaim bahwa orang Yahudi memiliki hak untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa dan bahwa dia akan bekerja untuk membangun sebuah sinagog di lokasi titik api.

Berita utama di halaman depan berbunyi: “Menurut semua otoritas hukum Yahudi dari generasi ke generasi, pendakian orang Yahudi ke Temple Mount (kompleks Masjid Al-Aqsa) dilarang keras, dan keputusan ini tidak berubah dan tetap berlaku. Para pembakar politik membakar area tersebut untuk kedua kalinya”.

Ini menandai kedua kalinya surat kabar tersebut mengambil sikap kritis terhadap kebijakan Ben Gvir terkait situs suci tersebut, menurut harian Israel Haaretz.

Pada Januari 2023, surat kabar tersebut menyebut salah satu kunjungan menteri ke Al-Aqsa sebagai “provokasi yang tidak perlu dan berbahaya”, yang terbaru dari serangkaian serangan sayap kanan Israel ke situs suci tersebut, beberapa di antaranya dipimpin oleh Ben Gvir.'

Pernyataan yang sembrono

Demikian pula, surat kabar ultra-ortodoks Haderech, yang berafiliasi dengan partai Haredi, Shas, memimpin dengan berita utama di halaman depan: “Ben-Gvir terus menciptakan provokasi dan menodai kesucian Temple Mount”, merujuk pada nama yang digunakan oleh sebagian orang Yahudi untuk Al-Aqsa.

Dalam sebuah wawancara dengan radio militer pada hari Senin, Ben Gvir mengatakan: “Tidak akan ada kebijakan diskriminatif di Temple Mount, Anda diizinkan untuk berdoa.”

Menteri ekstremis

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement