Kamis 29 Aug 2024 05:51 WIB

Takut Putranya diincar Iran, Netanyahu Minta Perlindungan dari AS

Yair Lapid tinggal di Miami dengan biaya pengamanan 680 ribu dolar AS per tahun.

Red: A.Syalaby Ichsan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kedua dari kiri, dan putranya Yair, kiri, berpose untuk foto di Tel Aviv, Israel, 23 Januari 2020.
Foto:

Jerman dan Inggris pada Rabu (28/8/2024), berharap ada kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Dua negara ini mendesak otoritas Israel mengizinkan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza.

Dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di Berlin, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa mereka berdua sangat “khawatir” dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Dia menambahkan bahwa penderitaan warga Gaza kian meningkat, begitu pula risiko terjadinya konfrontasi.

"Kami mendesak semua pihak untuk segera melanjutkan negosiasi guna mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera,” kata Scholz.

Dia juga meminta otoritas Israel untuk mengambil langkah-langkah guna menghindari korban jiwa di Gaza dan mengizinkan pengiriman lebih banyak bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina itu. “Saya sangat prihatin dengan situasi kemanusiaan yang sedemikian buruk di Gaza, dan kurangnya perlindungan untuk warga sipil serta pekerja bantuan kemanusiaan,” kata Scholz.