Kamis 29 Aug 2024 09:28 WIB

Vaksin Cacar Monyet Hanya untuk Kelompok Berisiko: Lelaki Berhubungan Seks Sejenis

Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki berisiko tinggi tertular cacar monyet.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Lelaki berhubungan seksual dengan lelaki (ilustrasi). Vaksin cacar monyet atau Mpox hanya diberikan untuk kelompok berisiko tinggi yaitu lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki.
Lelaki berhubungan seksual dengan lelaki (ilustrasi). Vaksin cacar monyet atau Mpox hanya diberikan untuk kelompok berisiko tinggi yaitu lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana melakukan penambahan 1.600 dosis vaksin Mpox untuk mengantisipasi wabah tersebut di Indonesia. Namun, perlu diketahui bahwa vaksin ini tidak diberikan secara massal kepada seluruh masyarakat. Mengapa demikian?

Ketua umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI) Dr dr Hanny Nilasari menjelaskan vaksin cacar monyet atau monkeypox (Mpox) hanya diberikan kepada populasi berisiko tinggi. “Ini sudah ada target khusus. Bukan untuk umum tetapi untuk populasi khusus yang memang membutuhkan,” jelas Hanny dalam diskusi daring yang digelar Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rabu (28/8/2024).

Baca Juga

Lebih detail Hanny menjelaskan kelompok yang disasar adalah LSL (lelaki berhubungan seks dengan lelaki) dengan kriteria tertentu dan orang dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Selain itu, vaksin Mpox juga menyasar individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir, serta petugas laboratorium pemeriksa spesimen Mpox dan petugas kesehatan yang menangani pasien Mpox.

Hanny mengimbau target vaksin Mpox harus mendapatkan dua dosis pada tahap pertama. Hal ini bertujuan agar vaksin tersebut dapat bekerja dengan efektif. Hanny menjelaskan Kementerian Kesehatan menyediakan vaksinasi sebanyak 4.450 dosis yang ditargetkan lebih dari 2.000 target sasaran masing-masing dua dosis.

Untuk DKI Jakarta sendiri, sambung Hanny, tercatat 495 vaksin yang sudah diberikan kepada populasi berisiko tinggi dari kota administrasi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. “Dosisi pertama Alhamdulillah sudah tercapai 100 persen dari target yang direncanakan. Tapi dosis kedua hanya 430. Ada sekitar 65 orang yang tidak tersasar untuk dosis kedua,” kata Hanny.

Kendati demikian, masyarakat pun tetap diminta waspada terhadap penyakit ini. Cara pencegahan adalah dengan menghindari kontak fisik dengan orang yang memiliki ruam bernanah, menghindari kontak seksual dengan kelompok berisiko, dan menjaga sanitasi dengan rutin mencuci tangan pakai sabun.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement