Kamis 29 Aug 2024 09:44 WIB

CEO Telegram Pavel Durov akan Dibebaskan dari Penahanan Tapi Dilarang Tinggalkan Prancis

Kantor Kejaksaan Paris mengumumkan kemungkinan pembebasannya Durov dengan jaminan.

Red: Andri Saubani
 CEO Telegram Pavel Durov.
Foto:

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Selasa (27/8/2024) menuding otoritas Perancis mengikis nilai-nilai termasuk kebebasan berpendapat, dengan pernyataan mereka sendiri menyusul penangkapan pendiri Telegram, Pavel Durov. "Pejabat Paris tidak menunjukkan pengabaian, tetapi pengikisan nilai-nilai yang dinyatakan sendiri oleh mereka sebelumnya, termasuk kebebasan berpendapat," tulis Zakharova di Telegram, mengomentari kasus Durov.

Juru bicara Kemenlu Rusia tersebut memberikan perhatian khusus terhadap pernyataan yang dibuat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (26/8/2024).

"Sebelum pernyataannya (Presiden Macron), Kementerian Luar Negeri Perancis menjelaskan penolakannya untuk mengomentari situasi seputar pendiri Telegram untuk 'menghormati peradilan Prancis.' Apakah ini berarti Macron tidak menghormati peradilan Prancis?" tulis Zakharova di Telegram.

Durov yang merupakan kelahiran Rusia, adalah warga negara dari beberapa negara, termasuk Prancis. Terkait penangkapan pendiri Telegram tersebut, Presiden Macron telah berkomentar bahwa penangkapan Durov adalah keputusan hukum dan sama sekali bukan keputusan politik.