REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau melatih 200 tenaga kependidikan madrasah guru, kepala madrasah untuk mendukung kebijakan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Provinsi Riau.
"Pelatihan ini penting karena guru dan kepala madrasah di daerah 3T memiliki peran strategis dalam membentuk generasi masa depan bangsa," kata Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau H. Muliardi di Pekanbaru, Rabu.
Menurut dia, daerah 3T merupakan wilayah yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi dan budaya yang kurang berkembang dibandingkan daerah lainnya sehingga membutuhkan perhatian khusus terutama di bidang pendidikan.
Ia menyebutkan bahwa daerah 3T masih minim fasiltas, sarana dan prasarana pendidikan sekaligus menjadi tantangan pemerintah daerah dan kemenag untuk bekerja keras mengembangkan sumber daya manusia di daerah itu.
"Karena itu dengan pelatihan ini semoga akan meningkatkan kompetensi dan kualitas tenaga kependidikan di daerah 3T. Kegiatan ini digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI bekerja sama dengan Wordl Bank Group," katanya.
Konsultan Komponen 3 Proyek REP-MEQR, Hesbul Bahar mengatakan pelatihan ini mencakup kelas Literasi, Bahasa Indonesia, ekonomi, dan kepala madrasah.
Kegiatan ini sebagai salah satu program pemerintah untuk merealisasikan pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui implementasi proyek Realizing Education’s Promise: Support to Indonesia’s Ministry of Religious Affairs for Improved Quality of Education (Madrasah Education Quality Reform) atau REP-MEQR.
"Kagiatan yang berlangsung pada 28-31 Agutus 2024 ini diharapkan sekaligus meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan di daerah 3T," katanya.
Materi pelatihan meliputi aspek peningkatan kualitas pendidikan, sosialiasi Aplikasi PMP, presentasi administrasi dan keuangan, bagaimana melakukan inovasi pembelajaran, pembelajaran yang efektif dan bermakna, praktik mengajar dan lain-lain.