Kamis 29 Aug 2024 16:19 WIB

Pekerjaan Hijau Tumbuh Pesat di Amerika Serikat 

Tumbuhnya lapangan kerja di energi bersih didorong legislasi dan investasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Pekerja mengecek inverter di area pembangunan PLTS untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO
Pekerja mengecek inverter di area pembangunan PLTS untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Energi Amerika Serikat (AS) menyatakan lapangan kerja di industri energi bersih di negeri Paman Sam pada tahun 2023 tumbuh dua kali lipat dibanding lapangan kerja di bidang lain. Selain itu, untuk pertama kalinya pembentukan serikat energi bersih melampaui industri energi lainnya.

Dalam Laporan Energi dan Lapangan Pekerjaan AS, Rabu (28/8/2024), Departemen Energi mengatakan lapangan kerja di energi bersih yang mencakup pembangkit listrik tenaga surya, angin, nuklir dan baterai penyimpan pada tahun 2023 bertambah 142 ribu pekerjaan atau tumbuh 4,2 persen. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2022 yang sebanyak 3,9 persen.

Laporan itu mengungkapkan jumlah lapangan kerja energi bersih pada tahun 2023 tumbuh di atas rata-rata lapangan kerja AS lainnya yang sebesar 2 persen. Secara keseluruhan lapangan pekerjaan sektor energi bertambah 250 ribu sekitar 56 persennya merupakan pekerjaan di energi bersih.  

Departemen Energi AS mengungkapkan tingkat serikat kerja energi bersih mencapai 12,4 persen, lebih tinggi dari industri energi keseluruhan sebanyak 11 persen. Hal ini didorong pertumbuhan pembangunan dan industri utilitas dan setelah diloloskannya Undang-Undang CHIPS dan Undang-Undang Reduksi Inflasi pemerintah Presiden Joe Biden.