Jumat 30 Aug 2024 06:10 WIB

Jangan Berhenti Berharap, Sebab Cita-Cita Adalah Rahmat

Allah merahmati orang yang memiliki cita-cita.

 Allah merahmati orang yang memiliki cita-cita. Foto:  Profesional dalam berbisnis (ilustrasi).
Foto: ist
Allah merahmati orang yang memiliki cita-cita. Foto: Profesional dalam berbisnis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejak seseorang masih kecil, kerap ditanya oleh orang tua atau gurunya tentang apa cita-citanya. Anak-anak tersebut ada yang menjawab beragram profesi dan keinginan. Misalnya, mau jadi dokter, sejarawan, arkeolog, ustadz, guru, hingga pemain sepak bola.

Tak hanya melulu soal profesi, ternyata banyak juga anak-anak yang bercita-cita mulia. Misalnya, ingin memberangkatkan orang tuanya pergi haji atau umroh, ingin membantu anak-anak yatim, dan lain-lainnya.

Baca Juga

Saat dewasa pun, kita manusia juga masih memiliki cita-cita. Ada yang baru dipikirkan atau melanjutkan mewujudkan cita-citanya yang dari kecil.

Ternyata, punya cita-cita (tentunya yang baik) adalah sebuah rahmat. Allah merahmati orang-orang yang memiliki cita-cita.

Dalam sebuah hadits disebutkan:

"Sesungguhnya cita-cita (harapan) itu merupakan rahmat Allah bagi umatku, seandainya tidak ada cita-cita niscaya tiada seorang ibu pun yang mau menyusui anaknya, dan tiada seorang petani pun yang mau menanam pohon." (HR Dailami).

Buya H Muhammad Alfis Chaniago dalam Indeks Hadits dan Syarah I menjelaskan, cita-citalah yang mendorong seseorang melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang bermanfaat bagi dirinya ibarat motor penggerak yang menggerakan kendaraan.

Berkat cita-citalah seseorang berhasil meraih apa yang diinginkannya. Hal ini jelas merupakan suatu pertolongan dan rahmat Allah untuk hamba-Nya.

Seandainya tidak ada cita-cita atau harapan, niscaya seseorang tidak akan tergerak berusaha mewujudkan apa yang diinginkannya. Orang yang tidak punya cita-cita adalah orang yang tidak punya tujuan dalam hidupnya.

Padahal ada pepatah "Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit". Pepatah ini mengandung makna spirit optimistis untuk maju.

"Janganlah bersifat pesimis. Sebab kalau kita pesimis kita tidak akan meraih apapun dalam kehidupan ini. Allah itu tergantung sangkaannmu, kalau kita tidak menyangka bahwa kita tidak akan sukses selamanya kita tidak akan pernah meraih kesuksesan. Ingatlah apapun yang kita inginkan bisa kita raih, tentunya diiringi usaha yang keras dengan disertai berdoa kepada Allah," tulis Buya Alfis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement