Jumat 30 Aug 2024 13:34 WIB

Pupuk Indonesia Apresiasi Petani Inspiratif sebagai Pahlawan Pangan 

Para penerima penghargaan secara konsisten telah mengembangkan inovasi pertanian.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dan Pendiri Yayasan Benih Baik Andy F. Noya dalam acara Svarna Bhumi Award di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Foto: Pupuk Indonesia
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dan Pendiri Yayasan Benih Baik Andy F. Noya dalam acara Svarna Bhumi Award di Jakarta, Kamis (29/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali memberikan penghargaan kepada sosok petani inspiratif atau pahlawan pangan melalui Svarna Bhumi Award 2024. Program tahunan ini didedikasikan untuk mendorong inovasi hingga regenerasi petani demi mendukung ketahanan pangan nasional.   

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyatakan petani merupakan tonggak utama sektor pertanian Indonesia, sekaligus ketahanan negara. Oleh karena itu, dengan semangat Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia pada tahun ini, Pupuk Indonesia berkomitmen tidak hanya mendukung pertanian melalui penyediaan pupuk, melainkan juga mendorong adopsi teknologi, keberlanjutan pertanian, hingga memberikan apresiasi.  "Kita memberikan apresiasi kepada orang-orang yang sudah berjasa untuk Indonesia yaitu pahlawan pangan nasional. Tidak hanya apresiasi, tetapi juga memberikan inspirasi. Semoga semakin banyak orang-orang seperti mereka yang ikut membaktikan dirinya untuk bangsa," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (30/8/2024).

Rahmad menyampaikan apresiasi ini adalah bentuk perhatian Pupuk Indonesia, sekaligus motivasi bagi para petani lainnya untuk terus berkarya dan mengembangkan sektor pertanian. Hal ini sangat penting mengingat pangan saat ini tengah menghadapi tantangan akibat dinamika geopolitik global hingga perubahan iklim, sehingga dibutuhkan perhatian, dukungan, dan kolaborasi dari berbagai pihak.

Rahmad mengatakan Indonesia pernah berdaulat pangan dengan penduduk sekitar 170 juta jiwa pada era 80-an. Saat ini, dengan populasi mencapai 280 juta dan lahan pertanian yang menyusut, kedaulatan pangan menjadi tantangan besar.