Jumat 30 Aug 2024 17:00 WIB

Badai di Asia Semakin Ganas Akibat Perubahan Iklim

Kenaikan suhu laut membuat badai menjadi semakin berbahaya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Warga menerobos banjir akibat hujan lebat yang disebabkan Topan Gaemi, di Kota Marikina, Metro Manila, Filipina, Rabu (24/7/2024).
Foto: REUTERS/Lisa Marie David
Warga menerobos banjir akibat hujan lebat yang disebabkan Topan Gaemi, di Kota Marikina, Metro Manila, Filipina, Rabu (24/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Ilmuwan mengatakan badai yang melanda Filipina, Taiwan dan Cina bulan lalu menjadi sangat menghancurkan akibat perubahan iklim. Badai Gaemi menghancurkan infrastruktur dan menewaskan lebih dari 100 orang.

Begitu pula dengan badai lain yang baru saja melanda Jepang. Peneliti iklim mengatakan suhu laut yang semakin menghangat menambah "bahan bakar" badai tropis di Asia, membuat badai-badai itu menjadi semakin berbahaya.

Baca Juga

Badai Gaemi menyapu seluruh Asia Timur pada 22 juli lalu. Badai itu membawa curah hujan yang mencapai 11,81 inchi atau 300 milimeter dalam satu hari di Ibukota Manila, Filipina.

Kecepatan angin yang mencapai 232 kilometer per jam mendorong gelombang badai yang menenggelamkan kapal tangki minyak di pesisir Filipina dan kapal kargo dekat Taiwan. Badai Gaemi juga menyebabkan longsor mematikan di Provinsi Hunan, Cina.