REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pada Alquran surat Al Isra ayat 4-6 mengandung kisah perusakan pertama yang dilakukan oleh Bani Israil beserta balasannya bagi mereka. Hal ini didasarkan pada pendapat Syekh Mutawalli Asy-Sya'rawi, yang dinukil dalam Tafsir Al-Mishbah karya Prof Dr Quraish Shihab.
Asy-Sya'rawi menjelaskan, dua perusakan oleh Bani Israil dan siksa yang dimaksud dalam ayat 4-6 Al Isra terjadi sesudah datangnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ahlul Kitab, pada saat sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW sering memohon agar mendapat kemenangan berkat Nabi yang akan datang.
Namun, ketika mereka mengetahui bahwa Nabi yang dimaksud bukan dari Ahlul Kitab, mereka pun mengingkarinya. Di Madinah, orang-orang Yahudi meneken perjanjian hidup damai bersama kaum Muslimin, tetapi tidak lama setelah itu, mereka malah mengkhianati perjanjian tersebut.
Mereka melakukan berbagai pelanggaran dan penganiayaan terhadap umat Muslim. Hal inilah yang kemudian mengundang Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk mengepung dan mengejar mereka di perkampungan mereka. Sebagaimana istilah yang tercantum dalam ayat 5 Al Isra yakni fajaasu khilal ad-diyaar. Inilah yang menurut Asy-Sya'rawi sebagai perusakan dan siksa pertama.
Lalu pada ayat 7-8 Surat Al Isra, Prof Quraish Shihab menyampaikan, bahwa ayat dua ayat tersebut berbicara tentang perusakan kedua kalinya serta siksa yang mereka alami pada masa Romawi, yang berujung pada kehancuran dan runtuhnya kekuasaan serta kesatuan mereka sebagai kelompok.
Dalam ayat 7-8 Surat Al Isra, Allah SWT berfirman, "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhan kamu melimpahkan rahmat kepada kamu; tetapi jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu). Dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang kafir."
Prof Quraish menjelaskan, ayat 7-8 Surat Al Isra agaknya mengisyaratkan tentang janji turunnya rahmat bagi mereka (Bani Israil) tanpa menyebut adanya giliran untuk mengalahkan musuh-musuh mereka.
"Ayat 7-8 ini juga tanpa menyebut bahwa mereka menjadi kelompok yang lebih besar dari kelompok mereka sebelumnya, sebagaimana pada ayat yang lalu (ayat 4-6) yang berbicara tentang perusakan dan penyiksaan pertama," demikian penjelasan Prof Quraish.
Mengapa demikian? Karena menurut Prof Quraish, setelah berlalu penyiksaan pertama, Bani Israil masih bisa bangkit sebagai satu kesatuan kelompok. Bahkan mereka dapat mengalahkan musuh-musuh mereka. "Tetapi di sini, yakni pada penyiksaan kedua, mereka telah hampir punah dan tidak lagi memiliki wilayah kekuasaan," tutur Prof Quraish.
Kalimat "..untuk menyuramkan wajahmu..", terang Prof Quraish, memberi kesan bahwa bencana kedua yang Bani Israil alamai itu lebih besar dari yang pertama.
Adapun ayat 8 Al Isra, redaksi "...mudah-mudahan Tuhan kamu..." dan lanjutannya yaitu "...Kami kembali...", dan seterusnya, mengisyaratkan bahwa Allah sebagai Rabb/Tuhan Pemelihara pada dasarnya melimpahkan rahmat kepada hamba-hamba-Nya, selama mereka mengikuti fitrah asal kejadian mereka yang selalu cenderung kepada kebaikan dan mengakui keesaan Allah SWT.
"Tetapi bila mereka menyimpang, barulah Allah menjauhkan rahmat-Nya dari mereka," jelasnya.