Sabtu 31 Aug 2024 09:30 WIB

Musim Hujan di India Diperkirakan Berlangsung Lebih Lama, Pasokan Pangan Global Terganggu

India merupakan produsen gandum, gula, dan beras terbesar kedua di dunia.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Pekerja membersihkan genangan air yang merendam area sekolah di Mumbai, India, Senin (8/7/2024).
Foto: AP Photo/Rafiq Maqbool
Pekerja membersihkan genangan air yang merendam area sekolah di Mumbai, India, Senin (8/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, 

MUMBAI -- Musim hujan India tahun ini diperkirakan berlangsung berkepanjangan hingga akhir September. Dua pejabat badan pemantau cuaca India yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan hal ini terjadi karena sistem tekanan rendah akan berkembang pada pertengahan bulan.

Curah hujan di atas normal akibat terlambatnya musim hujan berakhir dapat merusak tanaman yang ditanam di musim panas seperti beras, kapas, kedelai, jagung, dan kacang-kacangan, yang biasanya dipanen mulai pertengahan September.

Kerusakan panen dapat memicu inflasi pangan, tapi hujan juga dapat membuat lahan basah. Hal ini bermanfaat untuk penanaman musim dingin untuk tanaman seperti gandum, rapeseed dan buncis.

"Kemungkinan sistem tekanan rendah berkembang pada pekan ketiga bulan September, yang mana dapat menunda berakhirnya musim hujan," kata pejabat senior Departemen Meteorologi India yang menolak disebutkan namanya, Jumat (30/8/2024).

India merupakan produsen gandum, gula, dan beras terbesar kedua di dunia. Negara itu memberlakukan berbagai pembatasan ekspor untuk komoditas pertanian dan kemungkinan hujan akan menurunkan produksi yang dapat mendorong New Delhi memperpanjang pembatasan-pembatasan itu.

Biasanya musim hujan di India dimulai bulan Juni dan mulai reda pada 17 September di wilayah barat negara itu. Kemudian benar-benar berakhir di seluruh negeri pada pertengahan Oktober.

Pertanian merupakan urat nadi perekonomian India. Setiap tahun, musim hujan membawa 70 persen hujan yang dibutuhkan India untuk mengairi pertanian dan mengisi kembali waduk dan akuifernya.

Tanpa irigasi, hampir setengah lahan pertanian di negara itu bergantung pada hujan yang biasanya berlangsung dari Juni sampai September. Departemen Meteorologi India mengatakan musim hujan bulan September dan Oktober dapat dipengaruhi kondisi cuaca La Nina yang kemungkinan berkembang mulai bulan depan.  

Salah satu pejabat Departemen Meteorologi India mengatakan, di masa lalu ketika La Nina berkembang selama paruh kedua musim hujan, maka musim hujan berlangsung lebih lama. "Tahun ini kami dapat melihat pola yang sama," katanya.

Dua pejabat Departemen Meteorologi India membagikan asesmen yang serupa menjelang prakiraan cuaca bulan September yang dijadwalkan dirilis pekan ini. Pada musim hujan yang dimulai 1 Juni, curah hujan India tahun ini lebih tinggi 7 persen dari biasanya.

Namun beberapa negara bagian mengalami curah hujan 66 persen lebih tinggi dari biasanya. Hal ini mengakibatkan banjir.

Wakil presiden penelitian komoditas di Phillip Capital India Ashwini Bansod mengatakan hujan deras di pekan ketiga dan keempat bulan September dan awal Oktober dapat berdampak pada panen dan penanaman.

"Dampaknya akan tergantung pada intensitas dan durasi hujan, bila hujan terus berlangsung selama paruh pertama bulan Oktober, kerusakan akan semakin parah karena ladang pertanian terendam banjir," kata Bansod. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement