REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Israel dan gerakan perjuangan Palestina Hamas dilaporkan telah mencapai beberapa kemajuan dalam negosiasi melalui mediator mengenai rincian pertukaran sandera Israel yang ditahan di jalur Gaza dengan tahanan Palestina. Meski demikian, kedua pihak gagal mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata di wilayah tersebut, demikian dilaporkan portal berita Walla pada Jumat (30/8) mengutip pejabat Israel dan AS yang tidak disebutkan namanya.
Pekan lalu, Israel memberikan daftar sandera kepada Hamas yang akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan. Pada pekan ini, Hamas menyerahkan nama-nama tahanan yang ingin dibebaskan kepada Israel, menurut laporan tersebut.
Selama beberapa hari terakhir, pembicaraan dilaporkan berfokus pada rincian pertukaran dengan mediasi Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar. Pertemuan ini diadakan baik di Kairo maupun Doha, tambah portal berita tersebut.
Sementara itu, pejabat tinggi Israel mengatakan kepada Walla bahwa Washington, bersama mitra Mesir dan Qatar, ingin memastikan bahwa Israel dan Hamas menyetujui sebanyak mungkin rincian, dengan mencampurkan ide-ide mereka sendiri. Dengan demikian, mereka dapat menyajikan kesepakatan paket.
Pendekatan ini dapat menjadi kunci dalam meyakinkan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berkompromi pada beberapa isu utama yang masih diperdebatkan sehingga kesepakatan dapat dilaksanakan, lapor Walla.
Masalah yang diperdebatkan mencakup, antara lain, kontrol atas koridor pusat di jalur Gaza serta koridor Philadelphi di perbatasan antara wilayah Palestina dan Mesir, penarikan pasukan Israel, gencatan senjata yang bertahan lama, serta pemerintahan masa depan di Gaza.
Sementara itu, seorang sumber Hamas mengatakan kepada Sputnik pada Jumat bahwa saat ini tidak ada informasi tentang kemajuan dalam negosiasi mengenai gencatan senjata di wilayah tersebut. Penasihat Netanyahu, Dmitry Gendelman, mengatakan hal yang sama kepada Sputnik.
Putaran baru pembicaraan mengenai kesepakatan antara Israel dan Hamas tentang gencatan senjata di Jalur Gaza dan pembebasan sandera berlangsung pada awal Agustus di Kairo dengan partisipasi Direktur CIA William Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, serta pejabat tinggi dari Israel dan Mesir. Pembicaraan tersebut berakhir tanpa kesepakatan, karena Israel dan Hamas tidak menerima sejumlah usulan dari mediator, demikian dilaporkan media mengutip sumber keamanan Mesir.
Kehadiran militer Israel yang terus berlanjut di koridor Philadelphia tetap menjadi persyaratan keamanan utama bagi negara Yahudi tersebut. Wall Street Journal melaporkan bahwa Israel ingin membangun tembok sepanjang koridor tersebut untuk mencegah Hamas menggali terowongan.