Ahad 01 Sep 2024 11:38 WIB

Kasus ‘Flu Teflon' Melonjak di Amerika, Apa Itu dan Seperti Apa Gejalanya?

Peralatan masak antilengket diduga bisa menyebabkan risiko kesehatan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Teflon antilengket (ilustrasi). Lapisan antilengket diduga membuat beberapa orang sakit.
Foto: www.freepik.com
Teflon antilengket (ilustrasi). Lapisan antilengket diduga membuat beberapa orang sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Permukaan antilengket kini banyak ditemui di aneka peralatan masak, mulai dari penggorengan hingga loyang muffin dan panci. Namun, tahukah Anda bahwa lapisan antilengket dapat membuat beberapa orang sakit?

Pada 2023, 267 laporan dugaan demam asap polimer atau “flu teflon” dilaporkan ke Pusat Racun Amerika Serikat, tiga kali lipat dari jumlah tahunan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada 2019, ada 79 kasus yang dilaporkan. Laporan serupa telah dilaporkan sejak 2011, dan frekuensinya semakin meningkat.

Baca Juga

Ke-267 kasus tersebut tidak semuanya terkonfirmasi, dan tidak semua pasien melaporkan gejala. Beberapa pasien mungkin telah terpapar bahan kimia di tempat kerja.

Gangguan ini disebut demam asap polimer karena polimer yang membentuk lapisan antilengket biasanya berasal dari polytetrafluorethylene (PTFE) yang mencegah makanan menempel pada wajan. Menurut National Institutes of Health, bahan ini dapat terurai menjadi partikel-partikel kecil pada suhu memasak normal, melepaskan gas dan bahan kimia beracun.

Pusat Racun AS (The Poison Center) menjelaskan bahwa flu teflon disebabkan oleh menghirup asap dari produk yang terbakar, termasuk PTFE. Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, menggigil, rasa tidak enak, sering merasa haus, batuk, mual, kelelahan, dan nyeri otot atau kram. Gejalanya dapat berlangsung selama satu hingga dua hari.

Bagaimana cara mencegah demam asap polimer?...lanjutkan membaca>>

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement