DEIR AL-BALAH – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga kesehatan Palestina di Jalur Gaza mulai menggelar vaksinasi polio besar-besaran, Minggu (1/9/2024). Di sejumlah tempat, program ini dimulai secara terbatas sejak Sabtu. Menurut Israel, vaksinasi ini berlangsung hingga 9 September dan berlangsung delapan jam setiap harinya.
“Kami meloloskan diri dari maut bersama anak-anak kami, lari dari satu tempat ke tempat berikut demi anak-anak kami, dan kita ternyata muncul penyakit ini,” ujar Wafaa Obaid, ibu yang membawa ketiga anaknya ke Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs Hospital di Deir al-Balah untuk mendapatkan vaksin polio, dikutip Associated Press.
Rumah sakit di Deir Al-Balah dan Nuseirat mengonfirmasi bahwa program vaksinasi ini dimulai Minggu pagi dan membidik 640 ribu anak-anak Gaza. Menurut WHO, Israel setuju menanggungkan sebagian serangannya ke Gaza untuk memberi jalan bagi program vaksinasi ini.
Namun, serangan Israel tidak sepenuhnya berhenti. Pada Minggu pagi dilaporkan ada serangan Israel di pusat Gaza.
Tak hanya polio
Pertama kalinya dalam 25 tahun, Gaza melaporkan kasus kelumpuhan anak berusia 10 bulan akibat polio. Menurut WHO, adanya kasus kelumpuhan menandakan mungkin ada ratusan kasus lain yang juga terinfeksi polio namun tanpa gejala.
Banyak orang yang terinfeksi polio tanpa menunjukkan gejalanya. Kalaupun ada gejalanya, mereka bisa pulih dalam sepekan atau lebih. Namun, tidak ada pengobatan untuk polio. Saat penderitanya lumpuh, biasanya ini bersifat permanen. Kelumpuhan ini mempengaruhi otot pernapasan sehingga penyakit polio bisa berakibat fatal.
Program vaksinasi ini menjadi tantangan, mulai dari serangan yang berlanjut hingga infrastruktur jalan dan rumah sakit yang tutup akibat perang. Dari 2,3 juta populasi Gaza, sekitar 90 persennya kehilangan tempat tinggal. Ratusan ribu warga Gaza terpaksa tinggal di kamp pengungsi. Mereka tertahan di Gaza yang wilayahnya terkepung oleh perbatasan Israel dan Mesir.
Lembaga kesehatan Gaza juga memperingatkan ancaman wabah karena sampah terus menumpuk. Sementara pengeboman sejumlah infrastruktur penting membuat air kotor mengalir di jalanan. Kelaparan yang meluas membuat warga Gaza rentan sakit.
Ammar Ammar, juru bicara United Nations Children's Fund (Unicef) berharap Israel dan pemerintahan di Gaza yang dipimpin Hamas menunaikan gencatan senjata sementara di sejumlah lokasi. Ia ingin keluarga Gaza bisa mendatangi fasilitas kesehatan untuk melakukan vaksinasi polio.
“Ini baru langkah pertama,” ujar Ammar kepada Associated Press. “Namun tidak ada pilihan selain gencatan senjata karena bukan hanya polio yang mengancam anak-anak di Gaza, namun juga faktor lain termasuk malnutrisi dan kondisi hidup yang tidak manusiawi,” katanya menambahkan. (ap/yen)