REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pemerintah Indonesia mengembangkan hilirisasi sektor energi baru terbarukan di negara-negara kawasan Afrika untuk memberi nilai tambah ekonomi yang lebih besar.
“Ada banyak potensi di Afrika dan juga nota kesepahaman (MoU) juga tersedia,” kata Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Adriani Kusumawardani di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu.
Di sela diskusi terkait potensi investasi pada Forum Parlemen Indonesia dan Afrika (IAPF). Pada 2024, ia menjelaskan kepada para delegasi parlemen di Afrika itu bahwa hilirisasi meningkatkan pendapatan negara, seperti pengalaman saat ini yang digencarkan oleh pemerintah Indonesia.
Ia mengungkapkan untuk pengolahan hasil sumber daya alam nikel di dalam negeri, pendapatan negara bertambah menjadi sekitar 38 miliar dolar AS, atau meningkat berkali lipat dari awalnya hanya 1,3 miliar dolar AS saat kebijakan menjual bahan mentah ke luar negeri.