Selasa 03 Sep 2024 01:00 WIB

Sholat Tahajud, Ibadah Sunah yang Diperintahkan Allah SWT

Nabi Muhammad SAW bangun untuk mengerjakan sholat tahajud, setelah beliau tidur.

Umat muslim menunaikan shalat sunah Tahajud saat beriktikaf di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/4/2024) dini hari. Memasuki sepuluh malam terakhir bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, umat Islam melakukan iktikaf atau berdiam diri di masjid dengan memperbanyak ibadah seperti membaca Al Quran, shalat Tahajud (malam) dan berdzikir untuk mengharapkan hikmah malam kemuliaan atau Lailatul Qadar.
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Umat muslim menunaikan shalat sunah Tahajud saat beriktikaf di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/4/2024) dini hari. Memasuki sepuluh malam terakhir bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, umat Islam melakukan iktikaf atau berdiam diri di masjid dengan memperbanyak ibadah seperti membaca Al Quran, shalat Tahajud (malam) dan berdzikir untuk mengharapkan hikmah malam kemuliaan atau Lailatul Qadar.

REPUBLIKA.CO.ID,Sholat tahajud termasuk ibadah sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sholat tahajud hanya bisa dilakukan pada malam hari setelah tidur. Waktu paling utama mengerjakannya yakni pada pengujung malam.

Melalui surat al Isra ayat 79, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk mendirikan sholat malam atau sholat tahajud. Melalui ayat ini pula menegaskan betapa penting dan tingginya kedudukan sholat tahajud.

Baca Juga

وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

Arab-Latin: Wa minal-laili fa taḥajjad bihī nāfilatal laka 'asā ay yab'aṡaka rabbuka maqāmam maḥmụdā

Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah sholat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu,  mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."

Menurut Tafsir Kementerian Agama RI,  ayat ini memerintahkan Rasulullah dan kaum Muslimin agar bangun di malam hari untuk mengerjakan salat tahajud. Ayat ini merupakan ayat yang pertama kali memerintahkan Rasulullah mengerjakan salat malam sebagai tambahan atas salat yang wajib. Salat malam ini diterangkan oleh hadis Nabi SAW:

Bahwasanya Nabi SAW ditanya orang, "Sholat manakah yang paling utama setelah sholat yang diwajibkan (sholat lima waktu)." Rasulullah saw menjawab, "Sholat tahajud." (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Dari hadis-hadis Nabi yang sahih, yang diriwayatkan dari 'A'isyah dan Ibnu 'Abbās dipahami bahwa Nabi Muhammad SAW bangun untuk mengerjakan sholat tahajud, setelah beliau tidur. Kebiasaan Nabi ini dapat dijadikan dasar hukum bahwa sholat tahajud itu sunah dikerjakan oleh seseorang, setelah tidur beberapa saat di malam hari, kemudian pada pertengahan malam hari ia bangun untuk sholat tahajud.

Kemudian Allah swt menerangkan bahwa hukum sholat tahajud itu adalah sebagai ibadah tambahan bagi Rasulullah di samping salat lima waktu. Oleh karena itu, hukumnya bagi Rasulullah adalah wajib, sedang bagi umatnya adalah sunnah.

Dalam ayat ini, diterangkan tujuan sholat tahajud bagi Nabi Muhammad ialah agar Allah swt dapat menempatkannya pada maqaman mahmudan (di tempat yang terpuji).

Yang dimaksud dengan maqāman maḥmūdan ialah syafaat Rasulullah SAW pada hari kiamat. Pada hari itu manusia mengalami keadaan yang sangat susah yang tiada taranya. Yang dapat melapangkan dan meringankan manusia dari keadaan yang sangat susah itu hanyalah permohonan Nabi Muhammad saw kepada Tuhannya, agar orang itu dilapangkan dan diringankan dari penderitaannya.

Diriwayatkan oleh at-Tirmizi dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw berkata, "Maksud maqāman maḥmudan dalam ayat ini ialah syafaatku." (hadis hasan sahih)

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Jabir bin 'Abdullah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Barang siapa yang membaca doa setelah selesai mendengar azan, "Wahai Tuhanku, Tuhan Yang memiliki seruan yang sempurna dan salat yang dikerjakan ini, berilah kepada Muhammad wasilah dan keutaman dan angkatlah ia kepada al-maqãm al-mahmüd (kedudukan yang terpuji) yang telah Engkau janjikan kepadanya," maka dia memperoleh syafaatku.

 

Bagaimana mendapat syafaat Nabi..

 

 

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement