Selasa 03 Sep 2024 08:33 WIB

Instruksi Baru Al Qassam, Sandera Warga Israel akan Pulang dalam Peti Mati, Jika ...

Protes di Israel atas kematian para tawanan terus berlanjut.

Juru Bicara Brigade al-Qassam Abu Ubaida.
Foto: Dok Hamas
Juru Bicara Brigade al-Qassam Abu Ubaida.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok sayap bersenjata Palestina Hamas mengatakan para tawanan yang ditahan di Gaza akan kembali ke Israel 'dalam peti mati' jika tekanan militer Israel terus berlanjut. Mereka  memperingatkan bahwa instruksi baru telah diberikan kepada para pejuangnya yang menjaga para tawanan jika pasukan Israel mendekat.

“Desakan [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu untuk membebaskan para tawanan melalui tekanan militer alih-alih mencapai kesepakatan berarti mereka akan kembali ke keluarga mereka dalam peti mati. Keluarga mereka harus memilih antara menerima mereka hidup atau mati,” kata Abu Obeida, juru bicara Brigade Qassam, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, dua hari setelah enam jenazah tawanan ditemukan oleh Israel.

Baca Juga

“Netanyahu dan tentara bertanggung jawab penuh atas kematian para tawanan setelah mereka dengan sengaja menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan.” 

Pernyataan dari Brigade Qassam muncul tak lama setelah Netanyahu mengatakan enam tawanan yang mayatnya ditemukan dari sebuah terowongan di wilayah Rafah, Gaza selatan, telah 'dieksekusi' oleh Hamas.

“Saya meminta pengampunan Anda karena tidak membawa mereka kembali hidup-hidup,” kata Netanyahu dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada Senin pagi ketika protes atas kematian tersebut berlanjut untuk hari kedua di Israel.

“Kami hampir saja, tapi kami tidak berhasil. Hamas akan membayar harga yang sangat mahal untuk ini,” katanya menambahkan.

Pejabat senior Hamas Izzat al-Risheq mengatakan enam tawanan tewas dalam serangan udara Israel.

Sementara itu, protes di Israel atas kematian para tawanan terus berlanjut. Para demonstran marah dan mengatakan bahwa mereka bisa dikembalikan hidup-hidup jika pemerintah Netanyahu menandatangani gencatan senjata dengan Hamas.

Namun, analis politik Akiva Eldar mengatakan kepada Aljazirah bahwa serangan nasional di Israel pada hari Senin dan meningkatnya kemarahan masyarakat tidak akan membuat perbedaan nyata dalam mengakhiri perang di Gaza dan membebaskan para tawanan.

“Tampaknya bagi Netanyahu, alternatifnya – yaitu kehidupan pribadi, politik, dan pribadinya – lebih penting daripada kehidupan para tawanan Israel,” kata Eldar, seraya menambahkan bahwa meskipun ada banyak pengunjuk rasa, “kelompok sayap kanan dan radikal Israel kanan” yang mendukung pemerintah “berada di atas angin”.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement