REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu saat, Khadijah binti Khuwailid mendengar kabar seorang laki-laki yang terkenal paling tepercaya dan jujur di seantero Makkah. Pria itu bahkan mendapatkan julukan al-Amin dari publik. Ia tidak lain adalah Muhammad SAW. Tingginya rasa hormat orang-orang terhadap pria ini membuat janda ini tertarik.
Melalui utusannya, Khadijah menawarkan pekerjaan kepada Muhammad . Dalam perjanjian kerja, Muhammad diharuskan membawa muatan dagang yang dimiliki perusahaan Khadijah ke Syam.
Di antara semua rekan kerja Khadijah, Muhammad-lah yang mendapatkan muatan paling banyak dalam kafilah dagang ini. Khadijah juga mengutus Maysaroh mengikuti perjalanan ke Syam.
Syam bukanlah negeri yang begitu asing bagi Muhammad. Sebab, sejak kecil ia sudah diajak pamannya, Abu Thalib, menyertai misi dagang ke sana.