REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Abdul Haris menyatakan ada lebih dari 11 ribu mahasiswa yang mengikuti program kampus mengajar 2024 untuk menguatkan kemampuan literasi dan numerasi.
“Kami menerjunkan lebih dari 11 ribu mahasiswa peserta program kampus mengajar untuk angkatan delapan yang merupakan putra putri terbaik bangsa dari perguruan tinggi di Indonesia. Lewat program ini, mahasiswa turut membuka ruang belajar di luar sekolah untuk memberikan penguatan literasi dan numerasi,” katanya dalam pelepasan peserta program kampus mengajar angkatan delapan yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.
Haris mengemukakan, kampus mengajar sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) hadir memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan eksperimen di luar kelas.
“Hingga tahun 2024, terdapat lebih dari 140 ribu mahasiswa yang telah memperoleh pengalaman, pengembangan kepemimpinan, dan peningkatan kepekaan sosial melalui program kampus mengajar,” ucapnya.
Berdasarkan program monitoring dan evaluasi kampus mengajar angkatan ketujuh, Haris menyampaikan bahwa program tersebut cukup inklusif dan memberikan ruang bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi tanpa memandang latar belakang ekonomi keluarga maupun rumpun program studi.
“Selain itu, kajian akan dampak sosial terhadap mahasiswa juga memperlihatkan adanya perubahan dari kolaborasi yang terjalin antarmahasiswa dari berbagai latar belakang suku, agama, ras, dan sebagainya,” ujar dia.
Selain itu, menurut Haris, mahasiswa juga telah berhasil mendorong keterlibatan orang tua siswa dalam pembelajaran, utamanya dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“Mereka menjadi mitra guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran, membangun strategi dan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia meminta sekolah dan dosen tenaga pembimbing untuk terus memberikan dukungan selama program kampus mengajar tersebut berjalan karena keberhasilan program tak lepas dari tekad para mahasiswa yang mau keluar dari zona nyaman.
“Keberhasilan program kampus mengajar tentu tidak lepas dari tekad para mahasiswa yang berani keluar dari zona nyaman, di tengah tingginya beban akademik dan tanggung jawab akademik yang diemban, adik-adik memilih terlibat dan membantu para guru bertemu para siswa dan menjadi inspirasi bagi semua,” demikian Abdul Haris.