Rabu 04 Sep 2024 08:44 WIB

Defisit Melebar, Israel akan Danai Genosida dengan Pembekuan Gaji dan Pemotongan Anggaran

Anggaran tahun 2025 akan disetujui di parlemen Israel pada akhir tahun ini.

Red: A.Syalaby Ichsan
PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menkeu Bezalel Smotrich (kanan). Dalam pernyataannya yang beredar di media sosial, Smotrich menyerukan penghancuran total terhadap Gaza.
Foto: EPA-EFE/RONEN ZVULUN / POOL
PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menkeu Bezalel Smotrich (kanan). Dalam pernyataannya yang beredar di media sosial, Smotrich menyerukan penghancuran total terhadap Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengungkapkan, pengeluaran dana militer tambahan akan diambil dari pemotongan anggaran, pembekuan gaji, dan peningkatan pendapatan daripada defisit yang lebih luas. Pernyataan ini dikeluarkan Smotrich untuk  meluncurkan rencana anggaran yang telah lama ditunggu-tunggu pada tahun depan.

Smotrich menyatakan, kesenjangan fiskal yang direncanakan pada 2025 akan diturunkan menjadi 4% dari PDB, yang membutuhkan modifikasi anggaran setidaknya 35 miliar shekel (9,5 miliar dolar AS), demikian lapor Al-Mayadeen, Selasa (3/9/2024).

Baca Juga

Berbicara kepada media di al-Quds yang diduduki pada Selasa (3/8/2024), dia menahan diri untuk tidak memberikan rincian apapun, dengan alasan perlunya mempresentasikan proposal rancangan anggaran tersebut kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para menteri lainnya. Meski demikian, dia menekankan perlunya pemangkasan sektor publik yang signifikan dan pembekuan gaji untuk para menteri, legislator, dan pegawai negeri.

Perang di Gaza dan agresi Israel ke Lebanon telah meningkatkan pengeluaran penjajah dan secara signifikan memperburuk ekonominya.  Defisit 12 bulan Israel meningkat menjadi 8,1% dari PDB pada Juli, dan entitas tersebut menerima penurunan peringkat untuk pertama kalinya.