REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PAN Jon Erizal menyambut positif rencana pemberian dividen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Jon menyebut skema ini akan memberikan banyak manfaat bagi BRI, masyarakat, dan juga negara.
"Saya berharap pemerintah melalui Kementerian BUMN maupun OJK yang memegang regulasi ini dapat menyetujui karena banyak sekali keuntungannya untuk BRI, pemerintah, maupun masyarakat," ujar Jon di Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Jon memaparkan fundamental BRI saat ini sangat baik dengan capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang mencapai lebih dari 25 persen atau jauh di atas rasio kecukupan modal minimum sebesar 7,75 persen. Jon meyakini pembagian dividen sebanyak empat kali dalam setahun akan semakin meningkatkan harga saham BRI di lantai bursa.
"Respons publik tentu akan lebih besar lagi karena dapat memetik dividen. Masyarakat yang berinvestasi di saham BRI akan lebih senang dan kemungkinan harga saham BRI juga semakin baik," ucap Jon.
Jon menyampaikan pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas juga akan diuntungkan dengan skema tersebut. Pasalnya, pemerintah tidak perlu menunggu hingga akhir tahun untuk menerima setoran dividen dari BRI.
"Kalau ini bisa dialokasikan penerimaan dividen lebih awal akan memudahkan pemerintah mengatur penerimaan, tidak lagi menunggu sampai akhir tahun," lanjut Jon.
Jon menilai hal ini akan membantu pemerintah dalam melaksanakan rencana belanja untuk jangka pendek. Jon menyampaikan kontribusi BUMN selama ini berperan besar dalam menopang program pemerintah.
Menurut Jon, skema cicilan dividen akan menjadi sebuah terobosan dalam kepemimpinan Kementerian BUMN di bawah Menteri BUMN Erick Thohir. Jon berkeyakinan skema cicilan dividen akan berdampak besar bagi perekonomian, terlebih jika diikuti oleh BUMN-BUMN lain yang juga memiliki kinerja positif dalam beberapa tahun terakhir.
"Paling tidak, pemerintah punya opsi penerimaan negara dalam jangka pendek. Nilainya sendiri lumayan, apalagi kalau diikuti oleh BUMN-BUMN lain seperti Bank Mandiri hingga BNI," kata Jon.